19 September 2014

Budidaya Jagung Hibrida

Foto: moneter.co.id

Warta Tani - Penanama jagung hebrida memiliki pasar yang sangat menjanjikan. Karena jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang menjadi unggulan pertanian kita. 

Jagung merupakan salah satu tanaman tropis yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan setempat. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan berkualitas. Budidaya Jagung Hebrida, diperlukan penanganan secara tepat, cermat dan menyeluruh mulai dari pemilihan benih unggul, persiapan lahan, pemupukan dan perawatan, pengendalian gulma, panen hingga penanganan pasca panennya. Berikut teknik penanaman jagung hibrida, dikutip dari tanindo.com. Semoga panduan Budidaya Jagung Hebrida, berguna bagi Anda. 


1. PERSIAPAN LAHAN


KONDISI LAHAN IDEAL YANG DIPERLUKAN:

  • Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik.
  • Memiliki cukup bahan organik. 
  • pH netral sampai agak asam (5,5 – 7). 
  • Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%. 
  • Ketinggian 0 – 700 meter dpl.
  • Jenis tanah liat berlempung, tanah lempung atau tanah lempung berpasir.
  • Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup 
  • Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi) 
  • Lakukan pengolahan lahan dengan baik, agar tanah menjadi gembur dan tanaman bisa tumbuh dengan baik.
MANFAAT PENGOLAHAN LAHAN:
  • Memperbaiki Struktur Tanah
  • Memperbaiki  Aerasi Tanah
  • Membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
  • Menghambat tumbuhnya gulma.
  • Melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air)
Lebih baik dibuat jalur-jalur arah barat-timur selebar ±150 cm atau disesuaikan dengan disc-plow yang dipergunakan, agar drainase lancar.

2. JENIS PENGOLAHAN LAHAN

a. Olah Tanah Konvensional / Sempurna

Merupakan sistem pengolahan yang umumnya dilakukan petani dengan cara dibajak dan digaru secara manual maupun mekanis agar tanah menjadi lebih gembur, subur dan mudah ditanami.

b. Olah Tanah Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah)
Merupakan sistem pengolahan tanah minimum untuk mengurangi biaya, sehingga lebih efisien dan tercapai tujuan konservasi lahan. 

3. BENIH BERKUALITAS

Dalam menentukan benih berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :

a. FISIK

  • Ukuran benih seragam, Bebas jamur/hama gudang dan Daya kecambah baik.
 b. MORFOLOGIS
  • Sifat yang khas, Tanaman seragam dan Tahan cekaman lingkungan.
c.  PERTUMBUHAN
  • Pertumbuhan awal/vigor kokoh, Tahan hama dan penyakit, Tanggap terhadap pemupukan dan Tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat.
d. HASIL
  • Kelobot tertutup rapat, Ukuran tongkol besar, Produksi tinggi, Rendemen tinggi, Biji rapat dan berat dan Biji tertata rapi.
Dengan pemilihan benih jagung hibrida berkualitas, dapat meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan keuntungan petani. 

3. PENANAMAN


a. MANUAL

Lakukan penanaman saat kondisi tanah lembab, setelah hujan atau setelah diairi. Penanaman secara manual dilakukan dengan cara ditugal. Lubangi tanah dengan tugal sedalam ± 3 cm, masukkan benih 1-2 biji ke lubang lalu ditutup dengan tanah atau pupuk organik. Pergunakan tali agar jalur tanam rapi dan sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan.
(Jarak tanam yang dipergunakan adalah 70 cm x 20 cm) 
b. MEKANIS
Penanaman secara mekanis bisa dilakukan dengan menggunakan PLANTER yang ditarik traktor. Dengan menggunakan Planter tidak hanya bisa dilakukan penanaman tetapi sekaligus juga pemupukan.

4. PEMUPUKAN
  • Pemupukan secara manual dilakukan dengan menggunakan tugal. Buat lubang di samping tanaman dengan jarak ± 5-10 cm, lalu pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah.
  • Setelah pemupukan lakukan pengairan.
  • Lakukan pemupukan berimbang, yaitu pemupukan dengan melengkapi semua unsur makro yang dibutuhkan tanaman, yaitu unsur N, unsur P, unsur K. Agar semua unsur tersebut tercukupi dianjurkan untuk menggunakan NPK 15:15:15 dalam aplikasi pemupukan. 
  • Aplikasi pemupukan secara manual adalah sebagai berikut (per hektar) : Pemupukan pertama dilakukan bersamaan tanam dengan menugal 5 cm dari lubang tanam. Kebutuhan pupuk, untuk pupuk dasar ini adalah : Urea  200 kg / Hektar, SP36  150 kg / Hektar dan Kcl  100 kg / Hektar atau menggunakan pupuk majemuk NPK Grand S-15  200 - 250 kg / Hektar.
  • Mesin Tanam Jagung/foto: google
  • Saat tanaman berumur 21 - 25 hst dan 35 - 40 hari setelah tanam pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan memberikan urea 200 kg / hektar atau 2,5 - 3 gram tiap tanaman. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan menugal 10 cm dari tanaman dan menutup dengan tanah dan sekaligus sebagai pembumbunan dan pendangiran.
DIFISIENSI PUPUK
  • Kekurangan Fospor (unsur P) ditandai dengan daun yang berwarna ungu kemerahan, terutama pada tanaman yang masih muda. 
  • Kekurangan Nitrogen (unsur N) ditandai dengan warna kekuningan pada ujung daun dan berkembang sepanjang tulang daun utama. 
  • Kekurangan magnesium (unsur micro mg) ditandai dengan timbulnya garis-garis keputihan  sepanjang tulang daun dan seringkali timbul warna ungu pada bagian bawah daun tua. 
  • Kekurangan Kalium (unsur K) ditandai dengan pembentukan tongkol yg tidak sempurna dimana ujung tongkol tidak berbiji penuh, dan bijinya jarang. 
  • Tongkol jagung akibat kekurangan Nitrogen (unsur N) pada saat kritis, ditandai dengan tongkolnya kecil, kadar protein rendah dan ujung tongkol tidak berbiji. 
  • Akibat kekurangan Fosfor (unsur P) ditandai dengan tongkolnya kecil, kering bengkok dengan pembentukkan biji tidak sempurna.

5. PENGENDALIAN GULMA
  • Pengendalian manual yang biasa dilakukan adalah :
  • Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam.
  • Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida.
  • Aplikasi penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan dihindari terkena langsung dengan tanaman jagung (dianjurkan memberi sungkup pada nozzle).

Contoh gulma yang bisa dikendalikan oleh herbisida NOXONE 297SL adalah :

  • Cyperus sp.
  • Digitaria adscendens 
  • Paspalum conjugatum
  • Eleusine indica 
  • Panicum repens
  • Mikania sp.
  • Euphorbia hirta
  • Imperata cylindrica
  • Mimosa pudica
  • Cynodon dactilon
  • Ischaemum timorense 
 6. PENGAIRAN

  • Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung. Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas tanaman. Kelebihan air (lahan tergenang dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan tanaman jagung mati.
  • Apabila lahan yang digunakan memiliki jaringan irigasi dan persediaan air yang cukup maka lakukan pengairan setiap 10 hari sekali dengan cara mengalirkan pada larikan dan secepatnya dibuang dan dipastikan  tidak ada yang menggenang.
  • Apabila lahan yang digunakan merupakan lahan tanpa irigasi atau lahan darat yang tidak mempunyai persediaan air (sungai, danau, rawa, dll) maka pengairan bisa dilakukan dengan sistem irigasi sumur atau disiram secara manual (pada dasarnya jagung tidak memerlukan banyak air).
  • Buat sumur-sumur gali/bor di dekat lahan dan alirkan airnya dengan menggunakan pompa.
  • 10 hari menjelang panen sebaiknya pengairan dihentikan agar proses pengeringan tongkol dapat dipercepat.
7. PANEN
  • Jagung bisa dipanen dalam kondisi masak fisiologis saat berumur 105-115 hst pada dataran rendah (sesuai varietasnya).
  • Agar kadar air biji jagung panen rendah maka biarkan jagung di batangnya hingga betul-betul kering (± 115-120 hst).Ciri-ciri jagung siap panen :
  • Klobot sudah berwarna coklat 
  • Rambut berwarna hitam dan kering 
  • Populasi klobot kering 90%
  • Biji jagung bila ditekan dengan kuku tidak membekas 
  • Terdapat titik hitam pada  bagian lembaga biji jagung 
a. PANEN MANUAL
  1. Dianjurkan untuk tidak dilakukan pemocokan (daun diatas tongkol dipotong) pada  saat tanaman jagung berumur 90-100 hst, karena menyebabkan turunnya produksi jagung.  
  2. Petik jagung yang sudah siap panen dari batangnya dan masukkan ke dalam karung.  Lalu kirim jagung tersebut ke rumah atau ke gudang untuk dijemur atau langsung dipipil.
b. PANEN MEKANIS
  1. Pada lahan-lahan yang luas dan kekurangan tenaga kerja, panen lebih baik dilakukan secara mekanis dengan menggunakan HARVESTER.
  2. Dengan menggunakan alat ini, jagung yang dipetik akan langsung dipipil. Untuk itu perlu diperhatikan kadar air jagung saat dilakukan panen. 
  3. Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan. 
  4. Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan.
8. PASCA PANEN

  • Jagung yang sudah dipanen, disortir. Jagung yang jelek dipisahkan dari jagung yang baik untuk menjaga kualitas jagung dan menghindarkan dari tertularnya jamur.
  • Setelah di rumah, jagung harus dijemur, tujuannya untuk menurunkan kadar air menjadi 25-28%.
  • Setelah jagung cukup kering atau memiliki KA 25-28%, maka jagung bisa langsung dipipil.  Pemipilan dapat dilakukan secara manual maupun mekanis.
  • Untuk mendapat harga yang baik maka jagung yang sudah dipipil perlu dikeringkan lagi untuk mendapatkan kadar air yang lebih rendah.
  • Jagung yang sudah cukup kering (KA = 20-25%) dikarungi dan disimpan di gudang untuk kemudian dibawa ke Pasar, Pedagang Pengumpul atau ke Pabrik Pakan Ternak. 

Artikel Berdesa Lainnya

Terima kasih atas komentar Anda. Sampaikan pendapat, ide dan gagasan Anda dengan baik dan sopan. Setiap komentar yang berisikan Porno, SARA dan Judi akan di SPAM!

Terima Kasih atas Perhatiannya.
EmoticonEmoticon