18 Oktober 2014

Cara Budidaya Timon Aceh

#Info Tani - Mentimun, Timun, atau Ketimun (Cucumi sativa L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucur bilaceae) yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa referensi menyebutkan daerah asal mentimun adalah Asia Utara, literatur lain menduga berasal dari Asia Selatan, dan ada juga yang menyebut-nyebut berasal dari Asia Tenggara.

Timon Aceh/Foto: Ist
Dari berbagai referensi dapat dipastikan bahwa mentimun bukan berasal dari Asia Tenggara dan bukanlah tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari daerah subtropis yaitu Asia Utara dan Asia Selatan. Oleh para ahli tanaman sudah memastikan daerah asal mentimun dari negara India, tepatnya di lereng gunung Himalaya. 

Oleh para ahli yang lain mencatat, sumber genetika (plasma nutfah) mentimun terdapat di Afrika Selatan. Berawal dari dua kawasan inilah kemudian mentimun meluas ke wilayah Mediteran yang memiliki iklim subtropis yang kaya matahari. Dan kini mentimun telah menyebar ke seluruh dunia hingga sampai ke Indonesia. 

Di Indonesia tanaman mentimun banyak ditanam di dataran rendah. Daerah penyebarannya yaitu provinsi Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat, Bengkulu, dan provinsi Sumatera Utara kemudian budidaya mentimun menyebar luas di 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Timun atau mentimun merupakan sayuran utama yang sangat digemari oleh hampir seluruh masyarakat Nusantara. Selain sebagai bahan sayuran, buah mentimun dapat diolah sebagai just, yang terkenal dengan just mentimun. Oleh permintaan pasar yang besar, buah mentimun masuk dalam sederetan sayuran dan buah-buahan yang memiliki potensial dan pasar yang jelas baik secara domestik (dalam negeri) maupun sebagai bahan ekspor (di jual ke luar negeri).

Di Indonesia bermacam-macam penyebutan nama mentimun, diantaranya Timon (Aceh), Mentimun (Melayu), Laiseu (Nias), Ancimun (Batak), Hantimun (Lampung), Bonteng (Sunda), Temon atau Antemon (Madura), dan Kaitimun atau Timun (Jawa). 

Berikut panduan singkat Cara Budidaya Timon Aceh;

Syarat Tumbuh
Seperti mentimun jenis lainnya, timun Aceh dapat tumbuh pada lahan berketinggian sekitar 200–800 m dari permukaan laut (dpl). Tekstur tanah yang baik adalah tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah sekitar 6–7.

Pengolahan Tanah
  • Pengolahan tanah untuk tanaman mentimun, berikut caranya; 
  • Tanah terlebih dahulu diolah sampai gembur, baik dengan cara mencangkul atau di bajak menggunakan kerbau, sapi atau mesin sedalam kurang lebih 20 cm. 
  • Di buat bedengan dengan ukuran 80 x 300 cm 
  • Jarak antara bedengan 30 cm 
  • Di buat sanitasi air, saluran atau parit dengan kedalaman lebih kurang 3 - 4 cm 
Penyemaian Benih Mentimun
Foto: taniorganik.com

Penyemaian benih dapat dilakukan pada bedengan atau langsung dalam polybag kecil. Media semai yang baik adalah campuran 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk kandang (kompos). Setelah bibit berumur 14 hari atau tinggi 10 -15 cm atau sudah berdaun 3 – 4 helai bibit sudah bisa ditanam ke kebun atau bendengan yang telah disiapkan.

Pemeliharaan dan Perawatan
  • Penyiangan, pendangiran dan pembumbunan. 
  • Pemberian ajir, agar tanaman tegak. 
  • Pemangkasan dan pangaturan buah. 
  • Buang cabang anakan pertama sampai ke 5 lembar supaya buah muncul di atas, kalau buah di bawah dan kurang sinar matahari, buah mentimun akan bengkok dan sering busuk. 
"Secara tradisional, penyemaian benih mentimun Aceh, langsung disemai atau ditunggal pada lahan yang sudah dibersihkan. Cara ini kurang mendapatkan hasil yang optimal".

Pemupukan Tanaman Mentimun
  • Pupuk yang di gunakan berupa pupuk alam (kandang atau kompos), jika ada bisa pula dengan pupuk buatan (UREA, TSP dan KCL) 
  • Pupuk alam di berikan secara merata pada waktu pengolahan tanah 
  • Pupuk Urea sebanyak 75 Kg/ha, dimana 25 - 35 Kg diberikan pada saat tanam dan sisanya di berikan setelah penyiangan kesatu (15-20 hari) 
  • Pupuk TSP sebanyak 40 Kg/ha di berikan pada waktu tanam yang di sebar ara merata 
  • Pupuk KCL 20 kg/ha diberikan pada saat tanam 
Penyakit Tanaman Mentimun

Penyakit yang sering menyerang tanaman timun Aceh adalah penyakit embun bulu. Penyakit embun bulu disebut juga penyakit cuaca basah yang sering menginfeksi daun-daun tanaman pada musim basah berkepanjangan.

Pada umumnya penyakit embun bulu menyerang tanaman berjenis merambat yang disebabkan oleh organisme cendawan parasit. Penyebaran penyakit embun bulu terjadi dari satu tanaman ke tanaman lain dalam satu spora melalui udara, air atau perantara lainnya.

Gejala Penyakit Embun Bulu pada Tanaman Mentimun

Pada tanaman yang terserang penyakit embun bulu, akan terlihat jamur berbulu halus (Plasmopara viticola). Pada daun permukaan atas yang lebih tua terdapat bercak putih kuning. Sedangkan pada permukaan bawah, daun ditutupi dengan putih keabu-abuan, seperti kapas.

Gejala penyakit embun daun akan terlihat jelas pada tanaman setelah hujan dan segera menghilang setelah cuaca panas. Gejala penyakit ini harus di waspadai, sebab jika terus berlangsung daun mentimun akan berubah menjadi coklat, layu menguning dan kemudian rontok meskipun tanaman mentimun mendapatkan air yang cukup.

Inilah Hama dan Penyakit Mentimun Lainnya, yang kami disadur dari berbagai sumber:

Hama pada Tanaman Timun
a. Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.

d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

Penyakit pada Tanaman Timun
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; 

(3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
Pada intinya Budidaya Mentimun sama baik timun Jepang, timun Jawa maupun timun Aceh. Semoga Cara Budidaya Mentimun Aceh bermanfaat bagi Anda. (GRT)

Artikel Berdesa Lainnya

Terima kasih atas komentar Anda. Sampaikan pendapat, ide dan gagasan Anda dengan baik dan sopan. Setiap komentar yang berisikan Porno, SARA dan Judi akan di SPAM!

Terima Kasih atas Perhatiannya.
EmoticonEmoticon