Tampilkan postingan dengan label Destinasi Desa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Destinasi Desa. Tampilkan semua postingan

26 Agustus 2015

Menembus Rimba Papua ke Ugimba, Desa Terujung di Kaki Carstensz

Ugimba - Tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 sempat tinggal di Desa Ugimba selama 4 hari, dalam perjalanan menuju Puncak Carstensz. Dari Desa Sugapa, mereka menembus hutan rimba menuju desa nan damai dan asri di kaki Carstensz.

Tim yang terdiri dari detikTravel, 2 media nasional lainnya, pendaki dari Wanadri dan NTB, memulai pendakian dari Desa Sugapa pada Minggu (16/8) lalu. Tim harus menembus hutan rimba yang lebat, dengan trek yang naik turun gunung serta melintasi sungai-sungai besar.

"Dari Sugapa ke Ugimba butuh berjalan kaki selama 8 jam normal," kata Maximus Tipagau, Direktur Carstensz Adventure yang menjadi penanggung jawab ekspedisi ketika berada di Sugapa.

Ugimba di ketinggian 3.200 mdpl adalah desa paling ujung dan terakhir yang ditemui pendaki yang menempuh perjalanan ke Carstensz. Penduduk desa ini ada sekitar 1.600 orang. Mereka hidup dengan cara berkebun. Kehidupan mereka masih tradisional dan masih banyak pria yang memakai koteka.

Rumah honai di Desa Ugimba (Maximus/Adventure Carstensz)
Desa Ugimba berada di tepi Sungai Kemabu yang deras. Ini adalah sumber air yang sangat penting bagi warga desa dan airnya mengalir sepanjang tahun dari Puncak Carstensz. (Baca: 5 Desa Amazing di Dunia)

"Ini adalah sungai yang harum di Ugimba, kita diparfumi dengan sungai. Ada juga air terjun Degemaga, Mboemaga dan air keramat Sungai Simagabu, itu air obat," jelas Maximus.

Semua pendaki yang menempuh jalur pendakian via Sugapa pasti akan lewat Desa Ugimba yang sudah dicanangkan sebagai desa wisata oleh Kemenpar. Untuk akomodasinya ada guest house dengan tiga kamar dengan harga sewa rumah Rp 1-2 juta per malam untuk grup pendaki. Warga desa juga bisa menggelar upacara adat Bakar Batu untuk wisatawan, yaitu pesta makan-makan dengan biaya Rp 1 juta, belum termasuk biaya makanan.

"Sejak 2008 sudah mulai banyak turis. Kebanyakan turis mancanegara lewat operator Carstensz Adventure," tutup Maximus.

Setelah 4 hari tinggal di Ugimba, termasuk merayakan HUT Kemerdekaan RI, tim melanjutkan perjalanan ke Carstensz pada Kamis (20/8). Diperkirakan pada Rabu (26/8/2015) atau Kamis (27/8) tim akan tiba di Puncak Carstensz.

Tim jurnalis yang bakal mendaki ke Puncak Carstensz dipandu oleh tim yang profesional. Ada Hendricus Mutter, ketua tim pemandu yang sudah 8 kali bolak-balik membawa turis ke Puncak Carstensz, Ardeshir Yaftebbi yang pernah mendaki Seven Summit alias tujuh puncak tertinggi di dunia yang salah satunya adalah Puncak Carstensz dan Arif Fathurrohman selaku manager basecamp dengan keahlian navigasi yang mumpuni.

Ayo kita doakan keselamatan bagi seluruh tim! (
Sumber: travel.detik.com)

26 Mei 2015

5 Desa Amazing di Dunia

Ada banyak hal unik dan menarik di berbagai pelosok dunia. Inilah 5 desa super amazing di dunia yang membuat kita terkagum-kagum akan cerita keunikannya masing-masing.

1. Desa Furore
Langsung kita menuju ke Italia. Disana ditemukan sebuah desa unik terpencil yang tersembunyi di balik ngarai sempit atau yang biasa disebut dengan fjord. Desa tersembunyi tersebut bernama desa Furore. Kata Furore jika di artikan ke dalam bahasa Indonesia maka berarti 'kehebohan'. Namun, menurut bahasanya arti kata Furore sendiri memiliki arti “desa yang tidak ada". Sangat cocok sekali dengan letaknya yang memang tidak terlihat.
Furore merupakan desa kecil yang terletak di Pantai Amalfi, di provinsi Salerno wilayah Campania sebelah barat daya Italia. Sejak dulu, terdapat sebuah pemukiman kecil di wilayah ini yang kemudian menyebar hingga ke pegunungan yang menghadap ke laut. Jalanan menuju ke desa ini sangatlah indah. Namun, jalan dan tangga yang menghubungkan ke desa ini tidak begitu terlihat dari garis pantai, sehingga membuat desa Furore tetap praktis tersembunyi dari para traveler yang lewat.

Karena kondisi inilah, maka walikota memutuskan dan memerintahkan setiap rumah untuk mengecat rumahnya dengan cat warna yang cerah, agar jika ada wisatawan yang lewat bisa melihat keberadaan mereka. Yang tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi desa Furore. Bahkan dengan mengundang seniman dari seluruh dunia setiap bulan September untuk melukis dan menghias bangunan lokal disana dengan lukisan mural.

Fjord ini juga dilewati oleh jembatan lengkung setinggi 30 meter yang merupakan tempat jalanan negara. Setiap musim panas, tempat ini seringkali dijadikan sebagai lokasi kejuaraan lomba Diving Internasional. Pihak berwenang setempat telah membuat fiord menjadi tempat wisata yang menarik. Bahkan tempat-tempat hiburan seperti bar dan toko suvenir pun juga tersedia disana. Bagi Anda yang ingin mencari tempat untuk Diving sambil menikmati keindahan ngarai, maka Furore adalah tempat yang harus Anda kunjungi.

2. Desa Ruban (Desa Zao Kitsume)

Langsung kita menuju ke Jepang. Di sana ada sebuah desa yang menjadi kawasan unik, karena di desa itu banyak populasi ruban, lebih dari 100 ekor ruban yang dibiarkan berkeliaran sehingga siapa pun bisa berinteraksi dengan binatang tersebut. Kitsume dalam bahasa Jepang disebut ruban. Hewan ini banyak disebut dalam cerita rakyat dan berbagai mitos Jepang. Ruban kerap kali dipandang sebagai makhluk yang licik dan juga cerdik.
Ruban juga dianggap sebagai makhluk bijaksana dengan kemampuan sihir dan kekuatan berubah bentuk. Karena sifatnya yang nokturnal, maka mereka cenderung lebih aktif di malam hari dan lebih sering tidur di siang hari. Di Desa Kitsume, jenis ruban yang paling terkenal adalah ruban merah. Menurut riwayatnya, ada enam keturunan ruban merah yang telah hidup di Desa Zeo Kitsune, Jepang.

3. Desa Wengen, Swizzerland

Langsung kita menuju ke Switzerland, sebuah negara terindah di dunia. Salah satu desa yang terkenal akan keindahan alamnya yaitu Desan Wengen. Desa ini berlatar belakang pegunungan Alpen serta vila tradisional dari kayu.

Inilah yang menjadikan Wengen sebagai desa dengan alam yang sangat indah. Sudah sejak 100 tahun silam kendaraan bermotor tidak boleh memasuki desa yang berada di Bernese Oberland, untuk menuju ke desa ini hanya bisa naik sepeda. Desa yang terletak pada ketinggian hampir 4.200 kaki ini juga menjadi pusat wisata sejak 1800-an. Setiap musim dingin, banyak wisatawan yang datang ke Wengen untuk berlibur dan bermain Ski.
Desa ini dijuluki sebagai salah satu desa bebas mobil di Eropa, meskipun ada beberapa kendaraan dinas, kendaraan pertanian lokal, kendaraan listrik untuk meluncur dari stasiun kereta api. Hal ini menciptakan suasana yang tenang di seluruh desa dan mengurangi kebisingan lalu lintas.

4. Desa Kandovan, Iran

Langsung kita menuju ke Iran. Disana ada sebuah desa yang sangat berbeda dengan desa lainnya di dunia. Di desa ini, rumah-rumah warga tidak terbuat dari tembok atau papan kayu, tidak juga terbuat dari bambu melainkan terbuat dari gua. Tentu saja jika kita membayangkan tinggal disana mungkin tidur pun bisa tak nyenyak.

Walaupun terbuat dari gua, namun rumah-rumah ini sangat kokoh dan kuat. Desa ini sudah berusia lebih dari 700 tahun. Namanya Desa Kandovan, desa kuno yang sangat luar biasa. Kandovan terletak di Provinsi Azarbaijan Timur dekat kota Tabriz, Iran.
Struktur yang dibentuk oleh abu dan puing-puing dari letusan kuat Gunung Sahand ketika gunung berapi meletus sekitar tahun 11.000 tahun terakhir. Selama ribuan tahun, abu mengeras dan diukir oleh unsur-unsur. Di wilayah sekitarnya, abu menyelimuti tanah dalam pola yang lebih tradisional. Tempat yang sangat luar biasa ini dihuni oleh 670 orang dan menawarkan pemandangan yang luar biasa bagi para wisatawan.

Rumah-rumah ini tidak dibangun di atas gunung melainkan di dalam gunung. Bentuknya yang unik dan menarik ini jika diamati seperti koloni rayap raksasa. Selama bertahun-tahun, orang-orang desa telah memperluas tempat tinggal mereka. 

Sekarang, sebagian besar tempat tinggal gua berkisar antara dua sampai empat cerita lengkap dengan ruang tamu, ruang penyimpanan dan tempat penampungan hewan. Banyak yang memiliki beranda, jendela, pintu dan tangga diukir ke batu.

5. Desa Terapung (Desa Danau Titicaca)

Langsung kita menuju ke Peru. Sungguh menakjubkan desa ini, desa ini ada di atas Danau Titicaca dan terapung. Berlokasi di ketinggian 3812 meter di padang Peruvian. Awalnya Desa ini dibuat oleh orang-orang Uros dari Peru dari jaman Inca, pulau-pulau cantik ini digunakan untuk tempat pelarian dan berlindung dari peperangan yang tidak pernah berhenti.

Cara suku Uros ini bisa benar-benar membuat mereka sulit dijangkau oleh agresor, dan karena dikerjakan dengan sangat baik untuk masyarakat mereka selama berabad-abad, sepertinya tidak ada alasan untuk berpindah ke tanah daratan. 

Desa Terapung ini disusun dari lapisan-lapisan rumput ilalang tortora yang dijadikan satu dan diikatkan ke suatu struktur dasar terapung, seperti ponton. Hasilnya adalah seperti rakit raksasa, dan hebatnya mampu menahan beban yang berat dan besar.