Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan

04 Juni 2019

Saat Arab Saudi Tetapkan Idul Fitri, Hilal di Aceh Masih Ramadhan, Ikut Siapa?

Pembahasan seputar penetapan Idul Fitri atau Awal Syawwal 1440 H yang berbeda antara pemerintah Arab Saudi dengan pemerintah Indonesia masih hangat diperbincangkan, Arab Saudi menetapkan 1 Syawwal 1440 H pada hari selasa 4 Juni 2019, dan penetepan tersebut diikuti oleh beberapa negara lain.


Sedangkan pemerintah Indonesia melalui sidang Itsbat menetapkan awal syawwal 1440 H hari Rabu, 5 Juni 2019. Penetapan tersebut berdasarkan paparan Tim Falakiyah Kemenag RI yang menyatakan tinggi hilal di seluruh Indonesia dibawah ufuk, yaitu berkisar dari minus satu derajat 26 menit sampai dengan minus nol derajat lima menit.

Dengan posisi demikian, maka hilal tidak dimungkinkan untuk dilihat. Hal ini selanjutnya terkonfirmasi oleh pernyataan para perukyah yang diturunkan Kemenag.

Sebagian masyarakat Aceh ikut mempertanyakan, kenapa tidak ikut Arab Saudi dalam penentuan Idul Fitri, Menanggapi perbedaan tersebut anggota Tim Badan Hisab Rukyat (BHR) Kemenag Aceh, Dr. Suhrawardi menjelaskan bahwa Dalam kalender Islam, masuknya hari baru ditandai oleh terbenamnya matahari di lokasi geografis masing masing tempat.

"Ketika matahari terbenam kemarin sore, Senin 3 Juni 2019 jam 18.49 di Banda Aceh, secara kalender Islam hari sudah berganti menjadi malam Selasa (bukan Senin malam)," ujar Suhrawardi seperti dilansir dari disitus aceh.kemenag.go.id.

"Pada saat kita memasuki malam Selasa, di lokasi yang lain di sebelah barat kita (India, Sri Lanka, dst) masih hari Senin. Saat kita memulai malam Selasa, Saudi Arabia masih berada di hari Senin. Pergantian hari di Saudi Arabia terjadi pada pukul 19:00 Arabian Standard Time. Pada saat itu waktu di Banda Aceh adalah pukul 23.00 wib (selisih zona waktu geografis 4 jam)," lanjut Dosen FMIPA Unsyiah itu.

Ia menjelaskan bahwa Bulan baru dalam kalender Islam ditandai dengan terlihatnya hilal (dalil: Albaqarah ayat 190). Jika hilal sudah terlihat saat matahari terbenam di sebuah lokasi, maka bulan baru kalender masuk terhitung dari malam itu di lokasi tersebut. Jika hilal belum terlihat, maka terhitung malam tersebut melanjutkan tanggal di bulan yang sebelumnya. Terhitung dari saat matahari terbenam di situ.

"Pada sore hari Senin 3 Juni 2019, bertepatan 29 Ramadan 1440 Hijrah, setelah matahari terbenam, hilal tidak bisa nampak secara nyata dan secara hisab posisi hilal sudah di bawah ufuk sehingga memang tidak bisa dirukyah. Karena itu secara otomatis setelah matahari terbenam, kita di Banda Aceh memasuki malam Selasa 30 Ramadhan 1440 H. Kita tidak bisa mengklaim sudah masuk 1 Syawal karena hilal belum wujud di tempat kita," terang Suhrawardi.

Ia mengatakan babwa Ketika matahari terbenam di ufuk barat kota Makkah pada pukul 19:00 SAT (pukul 23:00 wib), posisi hilal 1 derajat di atas ufuk. Bulan terbenam pukul 19:06 SAT, artinya hanya ada 6 menit durasi untuk melihat hilal. Dalam pengalaman kita, ketinggian hilal ini tidak mungkin bisa dirukyat. Tapi Saudi memutuskan bahwa hilal terlihat dan memutuskan bahwa 1 Syawal sudah masuk di Saudi.

"Saat Arab Saudi memutuskan sudah masuk 1 Syawal di sana, kita di Banda Aceh sudah menjalankan malam 30 Ramadan selama 4 jam. Kita diharuskan menyempurnakan hari 30 Ramadhan hingga selesai. Tidak boleh memancung hari hanya 4 jam lalu beralih tanggal kalender Islam secara paksa karena hasil rukyah orang yang memasuki hari baru 1, 2, 3, atau 4 jam setelah kita," ujar Suhrawardi.

"Kita harus menyelesaikan 30 Ramadan, 1440 H dengan sempurna hingga matahari terbenam di Selasa 4 Juni ini. Pergantian hari untuk kita di Banda Aceh ke 1 Syawal 1440 H terjadi nanti sore setelah matahari terbenam pada pukul 18:50 wib," lanjutnya.

Ia mengingatkan bahwa Standar pergantian bulan dalam kalender Hijriyah menurut Al Quran ayat 190 adalah terlihatnya hilal di lokasi geografis kita, bukan terlihatnya hilal (atau klaim terlihatnya hilal) di tempat zona geografis lain.

Karena Kalender Islam dibuat berdasarkan ketentuan Allah SWT, bukan perjanjian manusia. Ketentuan kalender tersebut di Surah At Taubah ayat 36. Menggeser geser hari tanpa mengikuti ketentuan Allah adalah perbuatan yang dimurkai oleh Allah (At Taubah ayat 37).

"Maka 1 Syawal 1440 untuk kita, berdasarkan ketentuan ketentuan Al Quran, adalah terhitung sejak matahari terbenam, Selasa sore 4 Juni 2019 pukul 18:50 wib, dan kita merayakan Idul Fitri pada hari Rabu 5 Juni 2019," jelas Suhrawardi.

Dengan demikian, ia menegaskan dalam hal penetapan Idul Fitri, masyarakat Aceh tidak perlu ikut ketetapan pemerintah Arab Saudi. []

(Foto ilustrasi: sigabah.com)

05 Mei 2018

Imsakiyah Ramadhan Tahun 2018 M / 1439 H

Tak terasa bulan suci Ramadhan 2018 sebentar lagi tiba. Bulan yang paling ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat muslim di seluruh dunia. Karena pada bulan ini Allah curahkan rahmat, maghfirah (ampunan) dan pembebasan dari api neraka.
Jadwal Imsakiyah 2018/Ramadhan 1439 H atau jadwal imsak yang biasa disebut jadwal berpuasa 2018 perlu diketahui seluruh umat Islam yang menunaikan ibadah puasa. Dengan mengetahui jadwal imsak ramadhan, maka ibadah puasa bisa lebih khusyuk.  Agar pelaksanaan ibadah puasa sempurna kita harus belajar tentang tatacara berpuasa dan hal-hal yang membatalkan puasa, sunah berpuasa, waktu yang diharamkan berpuasa serta mengetahui tentang waktu imsak, dll.   Imsak berasal dari bahasa Arab "Amsaka yumsiku imsak" yang berarti menahan. Dalam bahasa yang umum imsak merupakan saat atau waktu berakhirnya makan dan minum saat bersahur.    Ketentuan waktu imsak sebagai ihtiyath (kehati-hatian) dari makan dan minum pada saat bersahur. Hal ini didasarkan pada hadist Rasul yang diriwayatkan dari Sayyidina Anas:     Sayyidina Zaid bin Tsabit r.a. berkata: “Kami telah makan sahur bersama-sama junjungan Nabi Saw., kemudian baginda bangun mengerjakan shalat. Sayyidina Anas bertanya kepada Sayyidina Zaid: “Berapa lamanya antara azan (Subuh) dengan waktu makan sahur itu? ”Dia menjawab: “sepadan dengan waktu yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat.”    Hadis ini menunjukkan bahwa jarak atau interval waktu antara bersahurnya Rasul Saw. dan azan Subuh adalah kira-kira 50 ayat. Itu artinya Rasul Saw. tidak lagi makan sahur sampai berkumandangnya azan Subuh.
Puasa Ramadhan adalah fardu ain yang diwajibkan atas setiap orang mukallaf, kuat melakukan, suci dari haid dan nifas. Oleh karena itu, setiap muslim sudah sepatutnya mempersiapkan diri menyambut Ramadhan sesuai tuntutan syariat.

Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari petunjuk kami, maka amalannya ditolak”. (HR. Muslim)

Baca juga: Cara Rasulullah Saw dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan.

Ibnu Umar Radliyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa salam bersabda: "Apabila engkau sekalian melihatnya (bulan) berpuasalah, dan apabila engkau sekalian melihatnya (bulan) berbukalah, dan jika awan menutupi kalian maka perkirakanlah." (Muttafaq Alaihi).

Sedangkan menurut riwayat Muslim "Jika awan menutupi kalian maka perkirakanlah tiga puluh hari." Menurut riwayat Bukhari "Maka sempurnakanlah hitungannya menjadi tigapuluh hari."

Pengertian Imsak

Jadwal Imsakiyah 2018/Ramadhan 1439 H atau jadwal imsak yang biasa disebut jadwal berpuasa 2018 perlu diketahui seluruh umat Islam yang menunaikan ibadah puasa. Dengan mengetahui jadwal imsak ramadhan, maka ibadah puasa bisa lebih khusyuk.

Agar pelaksanaan ibadah puasa sempurna kita harus belajar tentang tatacara berpuasa dan hal-hal yang membatalkan puasa, sunah berpuasa, waktu yang diharamkan berpuasa serta mengetahui tentang waktu imsak, dll.

Imsak berasal dari bahasa Arab "Amsaka yumsiku imsak" yang berarti menahan. Dalam bahasa yang umum imsak merupakan saat atau waktu berakhirnya makan dan minum saat bersahur.

Ketentuan waktu imsak sebagai ihtiyath (kehati-hatian) dari makan dan minum pada saat bersahur. Hal ini didasarkan pada hadist Rasul yang diriwayatkan dari Sayyidina Anas: 

Sayyidina Zaid bin Tsabit r.a. berkata: “Kami telah makan sahur bersama-sama junjungan Nabi Saw., kemudian baginda bangun mengerjakan shalat. Sayyidina Anas bertanya kepada Sayyidina Zaid: “Berapa lamanya antara azan (Subuh) dengan waktu makan sahur itu? ”Dia menjawab: “sepadan dengan waktu yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat.”

Hadis ini menunjukkan bahwa jarak atau interval waktu antara bersahurnya Rasul Saw. dan azan Subuh adalah kira-kira 50 ayat. Itu artinya Rasul Saw. tidak lagi makan sahur sampai berkumandangnya azan Subuh.

Baca juga: Ramadhan, Bulan Semua Kita Diundang Menjadi Tamu Allah.

Untuk kehati-hatian kita dalam berpuasa, sudah semestinya kita persiapkan jadwal Imsakiyah Ramadhan Tahun 2018 lebih dini agar umat mengetahui dengan pasti waktu berbuka dan kapan waktu untuk makan sahur. Selain itu, Imsakiyah sangat berguna untuk mengetahui jadwal pelaksanaan shalat.

Penetapan Jadwal Imsakiyah, biasanya diterbitkan oleh lembaga resmi, diantaranya Kementerian Agama (Kemenag), Rukyatul Hilal Indonesia (RHI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lajnah Falakiyah NU, Muhammadiyah, dll.

Dalam rangka menyonsong bulan Ramadhan tahun 2018 yang penuh berkah ini. Pemerintah Desa dapat berbagi Jadwal Imsakiyah Ramadhan dan Jadwal Shalat untuk seluruh warga desanya.

Adapun bahan cetakkan Jadwal Imsakiyah Tahun 2018 dan waktu shalat seluruh Indonesia dapat diambil disini, melalui portal bimasislam.kemenag.go.id.

Wallahu a'lam bish-shawab. Semoga ada manfaatnya.

17 Juni 2015

Ramadhan, Bulan Semua Kita Diundang Menjadi Tamu Allah

Marhaban ya Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang kedatangannya paling dinantikan oleh setiap umat Muslim. Karena apabila bulan Ramadhan telah tiba, setiap umat muslim diwajibkan untuk berpuasa (shaum). 

Allah berfirman yang artinya; “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah: 183).

Selain memerintah shaum, dalam menyambut menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan. Inilah 'azimat' Nabi tatkala memasuki Ramadhan!

“Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah." Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan olehNya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. 


Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathal mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. 

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murkaNya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmatNya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. 

Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.

Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”

“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”

“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”

“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”

Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”

“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”

“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya. Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”

“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).

Diulas dari rumahyatim/gampongRT

16 Juni 2015

Cara Rasulullah SAW dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Pelaksanaan awal puasa Ramadhan tahun 2015 sudah ditetapkan jatuh pada hari Kamis, 18 Juni (besok), dan akan berlangsung selama 29 hari hingga jatuhnya hari Raya Idul Fitri pada hari Jum'at, 17 Juli 2015.

Tidak ada perbedaan pandangan dalam penentukan awal Ramadhan pada tahun 2015 ini, sebagaimana yang kerap terjadi di Indonesia. Dimana hasil sidang isbat kemarin yang dihadiri oleh Menteri Agama beserta perwakilan dari setiap ormas Islam yang ada di Indonesia, yaitu Nadhlatul Ulama, ormas Islam Muhammadiyah, dan para ulama maupun ahli astronomi, sudah mengeluarkan pengumuman bahwa puasa Ramadhan pada tahun 2015, dimulai besok (Kamis, 18 Juni).

Marhaban ya Ramadhan, mari kita bergembira. Selamat datang bulang kesayangan Allah. Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh keberkahan dan keutamaan. Bila sudah tiba waktunya, setiap orang mukmin diwajibkan berpuasa, dan dianjurkan berlomba-lomba dalam meraih sebanyak-banyaknya kesempatan dalam berbuat kebajikan apapun bentuknya.
Cara Rasulullah SAW dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Surah [33] AL AHZAB : Ayat 21)

Bila kita menelusuri jejak Rasulullah saw dalam menyambut bulan suci Ramadhan, beliau selalu bergegas memenuhi panggilan kebaikan, seperti salat berjama’ah, salat sunnah, mengeluarkan sedekah, membaca al-Qur’an dan sebagainya. 

Rasulullah bersabda: “Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan, dibelenggulah syetan dan jin, ditutuplah pintu-pintu mereka, dan dibukalah pintu-pintu surga, kemudian diserukan: wahai orang yang mendambakan kebaikan, datanglah!! dan wahai orang yang tak suka kebaikan, bermalaslah!! (artinya, engganlah memperbanyak amalmu). Dan sesungguhnya dalam bulan Ramadhan ini setiap malamnya Allah swt. membebaskan orang-orang yang dikehendaki-NYA dari api neraka. (HR: At-Tirmidzi)

Pada bulan Ramadhan Allah SWT akan melipatgandakan setiap amal perbuatan umatnya, baik yang fardlu maupun yang sunnah. Sebagaimana d
iriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya’ban Rasulullah saw bersabda yang artinya: 

“Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamnya."

Barang siapa yang mengerjakan satu kebajikan pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu perintah kewajiban di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang wajib, seakan-akan ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.

Beliau sangat pemurah dan sangat gemar bersedekah serta memberi makan orang yang berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa Rasulullah saw adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan. 

Dalam sebuah riwayat dilukiskan bahwa beliau bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak karunia, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa beliau sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak permintaan apapun yang diajukan ke beliau. 

Banyak berdo’a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Beliau bersabda: “Saat-saat berbuka adalah saat yang paling tepat dan mujarab bagi orang yang berpuasa untuk berdoa.” 

Dan doa yang selalu diucapkan ketika beliau berdoa adalah; “Ya Allah, hanya karenamu aku berpuasa, dan dengan rizkimu aku berbuka, telah hilang haus dan dahaka, maka tetap hauslah pahala bagiku, ya Allah!!”.

Selalu bertadarus (membaca al-Qur’an) pada s
etiap malam bulan Ramadhan. Karena pada setiap malam puasa Malaikat Jibril as, selalu datang menemui Rasulullah saw, dan bersama-sama membaca al-Qur’an, silih berganti. 

Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya adalah untuk mengajarkan umatnya agar rajin membaca al-Qur’an atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam hari, dan ketika mengerjakan salat malam (tahajjud).

Meningkatkan gairah ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk meraih ridha Allah, karena pada sepuluh haru terakhir Allah turunkan Lailatul Qadar. 


Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah ia lakukan.” Seperti kita ketahui, bahwa ibadah pada malam ini sama nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya. 

Doa yang paling afdhal (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: “Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah. "Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbu al-‘afwa fa’fu ‘annaa yaa kariim."

Diriwayatkan pula: barang siapa yang shalat Maghrib dan Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapatkan sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu. 

Pada riwayat yang lain mengatakan, “Siapa yang salat Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, seakan-akan ia telah menghidupkan separoh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.

Itulah beberapa jejak Rasulullah saw, pada bulan Ramadhan, yang pada dasarnya beliau mengajarkan umatnya agar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta’atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa. 

Rasulullah mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Rasulullah memperingatkan kita semua dengan sabdanya: 

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan keji atau kotor (seperti berdusta, membicarakan orang lain atau mengadu domba), maka tidak ada artinya puasanya itu, kecuali ia hanya merasakan lapar dan dahaga saja." 

Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis shawab.

Menunggu Penetapan Awal Ramadhan, Berikut Tips Menyambut Bulan Suci

Tidak terasa bulan Ramadhan segera tiba. Apabila penampakan bulan sabit terlihat hari ini, maka puasa Ramadhan akan jatuh pada hari Rabu besok, 17 Juni 2015.

Jika penampakan bulan sabit terlihat pada hari Rabu, maka puasa Ramadhan akan jatuh pada hari kamis tanggal 18 Juni 2016. Semua bergantung pada penampakan bulan sabit secara fisik kapan terjadi. Namun, sebagai masyarakat awam, "Admin akan menunggu hasil rukyatul hilal dan keputusan sidang isbat yang melibatkan para ahlinya."

Metodologi penentuan awal bulan Qamariah, baik untuk menandai permulaan Ramadhan, Syawal dan bulan lainnya harus didasarkan pada penglihatan bulan secara fisik (Rukyatul Hilal Bil Fi'ly). Sedangkan metode perhintungan astronomi (hisab) dipakai untuk membantu prosesi rukyat.

Jumhurul madzahib (Mayoritas imam madzhab selain madzhab Syafi'iyyah) berpendapat bahwa pemerintah sebagai ulil amri diperbolehkan menjadikan ru'yatul hilalsebagai dasar penetapan awal bulan Qamariah, khususnya Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah, seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.

Karena hemat admin, setiap tahun penetapan awal Ramadhan selalu ada perbedaan pendapat, antara yang menggunakan hisab dan rukyah dengan menggunakan melalui sidang itsbat.


Yang pasti apabila bulan Ramadhan telah tiba, setiap umat muslim diwajibkan untuk berpuasa (shaum). Allah berfirman yang artinya; “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah: 183)

Sebagai rasa kegembiraan atas kehadirannya bulan suci Ramadhan pada tahun ini. Admin mau berbagi sebuah tips yang mungkin berguna bagi pembaca, khususnya bagi yang muslim dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

1. Persiapan Iman

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, bulan suci dimana seharusnya kita meningkatkan amalan-amalan dibanding bulan di luar Ramadhan. 
Untuk itu kita perlu menyiapkan iman kita karena iman adalah ibarat energi yang menggerakan ibadah kita di bulan Ramadhan, tanpa iman yang kuat tentunya akan sulit buat kita untuk berpuasa seharian ditambah lagi melakukan ibadah sunah, seperti shalat tarawih pada malam harinya dan ibadah-ibadah sunah lainnya.

2. Persiapan Fisik

Sebelum menjalani puasa wajib dibulan Ramadhan, ada baiknya jika kita melakukan puasa-puasa sunah. Rasulullah SAW sebelum masuk bulan Ramadhan, biasanya beliau lebih meningkatkan lagi berpuasa sunah, dengan maksud agar pada saat kita memasuki bulan Ramadhan, fisik kita sudah terbiasa untuk berpuasa sehingga ketika pada saat bulan Ramadhan puasa kita menjadi puasa yang terbaik.

3. Persiapan Ilmu

Sebelum memasuki bulan Ramadhan, kita harus persiapkan pengetahuan kita tentang amalan-amalan yang akan kita lakukan di bulan Ramadhan, agar nantinya amalan-amalan yang kita lakukan menjadi amalan yang terbaik dan diterima Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus mengetahui hukum puasa, syarat-syarat puasa, rukun berpuasa, dan yang membatalkan puasa. Selengkapnya silahkan Anda baca diartikel Siapa yang Wajib Berpuasa Ramadhan.

4. Persiapkan Biaya

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana segala amalan kita dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT, bulan Ramadhan juga sering disebut sebagai bulan berbagi.


Nah, ada baiknya jika kita menyiapkan dana lebih untuk bersedekah misalnya, atau untuk berbagi makanan berbuka karena menurut Rasulullah SAW, barang siapa yang memberi makanan untuk berbuka pada orang yang berpuasa walau hanya sebiji kurma, maka diharamkan neraka baginya.

Mari kita jadikan bulan Ramadhan sebagai bulan pertaubatan kita. Isilah bulan Ramadhan dengan amalan-amalan terbaik. Jangan sia-siakan bulan yang penuh rahmat dan ampunan dari Allah.

Jangan biarkan ia berlalu dengan percuma, jangan sampai di akhir Ramadhan kita menyesal dan menjadi orang yang merugi, tanpa ada peningkatan iman, tanpa ada peningkatan ketakwaan dan orang-orang yang merugi karena kita tidak termasuk orang-orang yang kembali ke fitrah atau suci kembali selepas Ramadhan.

Semoga bermanfaat, Marhaban ya Ramadhan, Mari Kita Bergembira.

13 Juni 2015

Bulan Ramadhan, Bulan Menguji Kesabaran

Marhaban ya Ramadhan. Apabila bulan Ramadhan tiba pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelengu/diikat oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda; ”Bulan yang paling mulia adalah bulan Ramadhan”. (Baca: Marhaban ya Ramadhan, Mari Kita Bergembira).

Bulan Ramadhan disebut juga dengan bulan sabar, karena setiap orang akan diuji kesabaranya, mereka dituntut untuk meninggalkan hawa nafsu, meninggalkan apa-apa yang disenanginya, termasuk makan minum, amarah, korupsi, dan syahwat. 

Semua ujian itu dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT. Sebagai bulan yang paling mulia, maka bersiaplah untuk mengikuti ujian kesabaran di bulan suci Ramadhan, dengan melaksanakan ibadah dan meninggalkan larangan Allah. 

Ramadhan bulan penuh rahmat. Siapa saja beribadah di bulan suci ini, Allah akan melipat-gandakan pahala hamba-hambanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang artinya; ”Bagi Allah didalam bulan Ramadhan pada setiap hari, setiap malam Allah memerdekakan hamba-hambanya”.

Maka sempatasnya kita bergembira menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, dengan mempersiapkan mental, kesehatan dan harta dalam rangka menyongsong dan mengisi kegiatan dibulan Ramadhan. (Baca: Siapa yang Wajib berpuasa Ramadhan).

11 Juni 2015

Siapa yang Wajib berpuasa Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang kedatangannya paling dinantikan oleh setiap umat Muslim, karena didalamnya terdapat keangungan dan kemulian serta amal shalih dilipatgandakan.

Bulan Ramadhan salah satu rukun Islam yang kelima. Marhaban ya Ramadhan, marilah kita bergembira.

Untuk memantapkan aktifitas beribadah, dengan harapan agar puasa kita diterima Allah, maka wajib bagi kita untuk memahami hukum, syarat sah berpuasa, rukun berpuasa, dan lain sebagainya yang terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa.
Hukum berpuasa Ramadhan adalah fardu ‘ain atas tiap-tiap mukallaf (baliq dan berakal). Syarat wajib puasa, yakni berakal dan baliq serta sudah berumur 15 tahun keatas, dan kuat untuk berpuasa.

Syarat sah puasa; Islam, mumayyiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik), suci dari darah haidh (kotoran) dan nifas (darah sehabis melahirkan), berpuasa pada waktu yang dibolehkan dan dilarang berpuasa pada dua hari raya dan hari Tasyriq (tanggal 11-12-13 bulan Haji).

Fardu (rukun) puasa; niat pada malam hari (pada tiap-tiap malam) sebelum terbit terbit fajar. Kemudian menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Sedangan yang membatalkan puasa; makan dan minum, muntah yang disegaja, bersetubuh (di siang hari bulan Ramadhan), keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan), gila, dan keluar mani dengan segaja (baik bersetubuh dengan perempuan sah atau cara lainnya).

Siapa Yang Wajib Berpuasa

Puasa itu diwajibkan atas setiap mukmin yang aqil baligh, muqim yang mampu dan wanita yang tidak terhalang seperti haidh dan nifas.

Tanda baligh dapat diketahui dengan salah satu dari tiga ciri, yaitu keluar mani (sperma atau ovum) karena mimpi atau lainnya, tumbuhnya rambut pada seputar kemaluan dan berumur genap 15 tahun.

Sedangkan pada wanita sudah terjadi menstruasi (haidh), apabila wanita tersebut sudah haidh maka wajib berpuasa sekalipun di bawah umur 10 tahun.

Apabila seorang kafir masuk Islam atau seorang anak menjadi baligh, atau orang yang gila sadar kembali disiang hari Ramadhan, maka ia wajib menahan diri (dari makan dan minum) sepanjang sisa hari itu.


Karena mereka telah menjadi orang-orang yang berkewajiban melakukan puasa, dan mereka tidak berkewajiban untuk menggati hari-hari sebelumnnya. Karena sebelumnya mereka itu belum menjadi orang yang berkewajiban berpuasa. Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam.