Tampilkan postingan dengan label Ekonomi Pedesaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ekonomi Pedesaan. Tampilkan semua postingan

06 November 2015

Kembangkan Potensi Desa, Kemendesa Gandeng Facebook

GampongRT - Dalam rangka mengembangkan dan menggali potensi desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terus menggiatkan berbagai kegiatan untuk mempromosikan potensi yang ada di desa. Bahkan, Kementerian yang baru lahir di masa pemerintahan Jokowi tersebut sudah membangun kerjasama dengan Facebook untuk memasarkan potensi desa agar dikenal dunia.

Hal tersebut disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dihadapan ratusan kepala desa saat membuka acara Pameran Potensi Desa di Kabupaten Demak, Jumat (6/10).

Dalam kesempatan tersebut, Marwan meminta kepada para kepala desa untuk berlomba-lomba mengembangkan dan menggali potensi desa. "Tentu harus dikedepankan dan ditumbuh kembangkan. Saya berharap potensi desa bisa kita pasarkan melalui teknologi," ujar Marwan.

Marwan menjelaskan, pemerintah pusat sudah melakukan kerjasama dengan Facebook untuk memasarkan potensi desa. "Mudah-mudah kerjasama kementerian desa dengan Facebook bisa berjalan baik. Karena memasarkan potensi desa dengan berbasis teknologi bisa lebih cepat untuk dikenal," imbuhnya.

Marwan menjelaskan pemerintah Indonesia sudah berkunjung ke Silicon Valley kantor pusat Facebook di Amerika Serikat. Dari pertemuan tersebut, imbuh Marwan, Facebook sudah siap untuk membantu pemasaran potensi desa yang sudah mempunyai UKM.

"Kemarin kita sudah ketemu, tinggal di matangkan dan menggali potensi apa saja yang akan di pasarkan," papar Marwan.

Tentunya, proses kerjasama dengan Facebook nantinya ada beberapa desa yang akan dijadikan pilot project untuk kerjasama dengan Facebook. "Pilot projectnya nanti desa-desa yang sudah siap dulu dan desa yang sudah ada infrastruktur pendukung. Ini desa-desa yang sudah maju dulu, rata-rata ada jawa, bali, sebagian sumatera nanti akan kita pilihi, targetnya tahun depan sudah mulai," imbuhnya.

Oleh karena itu, Marwan menegaskan pentingnya pameran potensi desa yang diselenggarakan di Kabupaten Demak ini sebagai stimulus untuk mengembangkan berbagai potensi desa secara nasional.

"Karena UMKM Desa ini memiliki peran penting penting untuk menumbuhkan potensi desa dan menggerakkan perekonomian masyarakat desa," imbuhnya.

Dengan adanya pameran potensi desa, Marwan berharap semangat masyarakat desa untuk mengembangkan dan menggali potensi yang ada semakin besar.

"Pameran potensi desa yang kelima ini diharapkan bisa menjadi semangat bagi masyarakat desa untuk menggali dan memasarkan potensi desa yang ada," tandasnya. (Kemendesa)


Keterangan foto: kerajinan Aceh Tengah. 

23 Oktober 2015

Teknologi Bisa Percepat Akselerasi Pembangunan Desa

GampongRT - Untuk mempercepat akselerasi pembangunan di 74 ribu desa di seluruh Indonesia, peran teknologi sangat dibutuhkan. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menjelaskan bahwa membangun desa berbasis teknologi sudah dipikirkan sejak awal.

"Karena mengurus 74 ribu desa, berat sekali. Kita blusukan sampe kapanpun juga gak bakal selesai. Oleh karena itu jawabannya adalah teknologi," ujar Marwan Jafar dalam acara Fokus Group Discussion (FGD) dengan tema 'Desa dan Teknologi, Informasi dan Komunikasi' di Kalibata, Jakarta, Jumat (23/10).

Selain persoalan desa, 419 kawasan transmigrasi dan 48 KTM yang membutuhkan bantuan teknologi untuk percepat pembangunan. Marwan menjelaskan telah menyiapkan 50 desa sebagai pilot project pembangunan desa berbasis teknologi.

"Kita punya Usaha Bersama Komunitas (UBK), BUMDes, UKM Industri Menengah. Kalau ini kita melakukan pendekatan dari sisi teknologi tentu akan lebih cepat," tandasnya.

Dengan adanya FGD yang mengundang beberapa pakar teknologi, Marwan berharap ada rekomendasi yang berdifat positif bagi desa kedepan. "Tentu kedepan kita akan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak tertentu, baik didalam negeri maupun diluar negeri, untuk mengembangkan inovasi teknologi di pedesaan," tandasnya.
Sementara itu guru besa teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung, Suhono Harso Supangkat menjelaskan bahwa masalah desa tidak bisa lepas dari masalah ekonomi, pendidikan, infrastruktur. Dari beberapa persoalan tersebut, bisa diselesaikan dengan bantuan teknologi. "Kita mencari smart solusi untuk masalah desa, sehingga muncul konsep desa cerdas," ujar Suhono.

Dengan inovasi teknologi, Suhono yakin desa nantinya akan dapat mengelola sumberdaya yang ada di desanya, sehingganya warganya bisa merasa aman, nyaman, sejahtera dan berkelanjutan. "Membangun TIK tidak terlepas dari platform People, Process, dan Teknologi," imbuhnya. (Kemendesa)

20 Oktober 2015

Mendes Marwan Terapkan Peternakan Modern Berbasis Desa

GampongRT - Pertanian dan peternakan merupakan sumber penghidupan utama masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, peningkatan kesejahteraan masyarakat haruslah dimulai dari desa dan didasarkan pada pengembangan potensi sumberdaya lokal yang utamanya adalah peternakan terintegrasi dan pertanian terpadu.

Demikian disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam acara The 6th International Seminar On Tropical Animal Production (ISTAP) yang mengambil tema 'Peran Peternakan Dalam Peningkatan Kemakmuran di Daerah Perdesaan' di Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Selasa (20/10).

Untuk meningkatkan kualitas pembangunan di desa-desa, Marwan menilai pentingnya dukungan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta inovasi teknologi tepat guna oleh masyarakat perdesaan.

Marwan menjelaskan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai program peternakan modern berbasis desa, yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan ketangguhan dalam ketahanan pangan serta menjadi pilar perekonomian masyarakat perdesaan.

"Saya sudah keliling di beberapa daerah, memang model pertanian dan peternakan kita masih tradisional. Secara keseluruhan masih tradisional. Bukan berarti tradisional jelek, akan tetapi memang harus disempurnakan dengan teknologi modern," tandasnya.

Marwan mengapresiasi seminar internasional yang diselenggarakan fakultas peternakan UGM. Marwan berharap hasil dari seminar yang diadakan bisa memunculkan rekomendasi yang bersifat produktif. Rekomendasi tersebut nantinya diharapkan tidak hanya menjadi rujukan nasional akan tetapi juga menjadi rujukan internasional.

"Kementerian desa nanti juga akan bekerjasama dengan beberapa negara yang telah mengikuti forum ini, sebagaimana yang sudah dikerjasamakan dengan UGM selama ini," tandasnya.

Sebagai informasi, The 6th International Seminar On Tropical Animal Production (ISTAP) diikuti oleh beberapa negara yang konsen terhadap konsep peternakan yang sehat dan halal. Seminar internasional sudah dua kali diselenggarakan oleh fakultas peternakan UGM. (Kemendesa)

19 Oktober 2015

Pengamat Ekonomi: Potensi Desa Harus Diperjelas

GampongRT - Pengamat ekonomi dari Core Indonesia Dr. Hendri Saparini menilai banyak potensi desa di Indonesia yang belum muncul ke permukaan. Padahal jika potensi itu dimafaatkan, maka upaya membangun ekonomi desa akan lebuh mudah dan cepat terlaksana.

"Potensi di daerah harus diperjelas dan dirumuskan dalam buku agar terlihat lebih jelas. Sebab ini jadi acuan juga dalam menjalankan program desa," ujar Hendri dalam diskusi peluncuran Indeks Desa Membangun (IDM) di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Jakarta, Senin (19/10).

Masalah yang ada di desa, lanjut dia, harus segera ditindaklanjuti agar proses pembangunan bisa berjalan secara merata. Ketimpangan pembangunan antar desa dan antar daerah juga perlu mendapat perhatian khusus. Pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, serta penguatan desa berbasis potensi lokal harus dijalankan secara simultan.

"Peningkatan ekonomi untuk membantu membangun desa itu tentu yang sesuai dengan karakteristik dari masyarakat itu sendiri. Membangun desa yang melibatkan masyarakat memang harus," ujarnya. (Baca: Kades Setuju Bangun Desa Lewat Padat Karya)

Hendri menilai program yang mensejahterakan masyarakat harus dijalankan secara  berkelanjutan, dengan begitu akan ada langkah-langkah program peningkatan secara terus menerus," tukasnya. (kemendesa/admin)

13 Oktober 2015

Perkenalkan, Balai Besar Latihan Masyarakat Yogyakarta

Kementerian Desa
Menteri Desa, Marwan Jafar, meresmikan Balai Besar Latihan Masyarakat Yogyakarta Lahan Praktek Karang Tumaritis, pada acara pelatihan hortikultura tanaman sayuran dan pelatihan budidaya ikan air tawar, 1-12 Oktober 2015. 

10 Oktober 2015

Dana Desa Tingkatkan Ekonomi Masyarakat


GampongRT - 95 persen dana desa di Kabupaten Padang Pariaman sudah sampai kedesa. Masyarakat pun ber gotong-royong membangun desa dengan memanfaatkan dana desa. Dana desa di Kabupaten Padang Pariaman mayoritas digunakan untuk membangun infrastruktur perdesaan seperti jalan poros tani.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengatakan, penggunaan dana desa yang diperuntukkan pembangunan jalan poros tani bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.

"Kita mengapresiasi pembangunan jalan poros tani ini. Dengan pembangunan jalan di area persawahan dan perkebunan ini, bisa meningkatkan produktifitas potensi yang dimiliki masyarakat desa," ujar Marwan, disela-sela mendampingi Presiden Joko Widodo, melakukan kunjungan di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (10/10).

Selain bisa meningkatkan produksi potensi desa, Marwan menjelaskan, dana desa yang sudah 95% terserap di Kabupaten Padang Pariaman bisa menyerap banyak tenaga kerja.

"Dengan adanya pembangunan jalan yang memanfaatkan masyarakat sekitar. Secara tidak langsung bisa menyerap tenaga kerja dan bisa memberdayakan masyarakat setempat," paparnya.

Dia menegaskan, jika dana desa tahun ini bisa terserap dengan baik. Tahun depan, pemerintah pusat akan memberikan bantuan dana desa dua kali lipat. "Dana desa agar dimanfaatkan dengan baik, dan tahun depan bisa ditambah lagi," ujarnya. (Kemendesa)

01 Oktober 2015

Kembangkan Ekonomi Berbasis Komunitas Desa

Ekonomi berbasis komunitas masyarakat desa mendapat momentum untuk tumbuh pesat lantaran banyak kebijakan pemerintah yang berfokus pada desa. Apalagi UU Nomor 6/2014 tentang Desa memberi dorongan kuat terhadap pembentukan komunitas-komunitas ekonomi serta pemberdayaan masyarakat.

“Pembangunan itu harus dipacu di tingkat desa. Masyarakat harus memberdayakan diri termasuk bisa mengkooptasi ekonomi komunitas, salah satunya dengan BUMDesa,” ujar Menteri Des
a, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.

UU Desa sebagai sebuah regulasi, lanjut Marwan, wajib dijalankan dengan maksimal. Semua masyarakat desa harus ikut proaktif karena dana desa adalah hak mereka untuk dikelola sebagaimana amanat undang-undang.

Marwan mengingatkan, komitmen membangun desa sangat penting karena dari 74.093 Desa di Indonesia, hanya 2.904 (3,91%) masuk kategori desa maju. Sedangkan 20.175 (27,23%) adalah Desa tertinggal dan 51.014 (68,85%) adalah Desa berkembang, seperti dilansir dari situs kemendesa, kemaren.

Dengan adanya dana desa, lanjut Marwan, maka desa-desa tertinggal akan dikebut untuk maju dan mengejar ketertinggalannya. Karena itu, pemerintah berkomitmen untuk terus menaikkan dana desa dari tahun ke tahun.

“Dana Desa tahun ini sebesar Rp20.766,2 triliun dan rata-rata per desa Rp280,3 juta, maka tahun depan akan dinaikkan dua kali lipat menjadi Rp47.684,7 triliun dan rata-rata per desa Rp643,6 juta. Bahkan tahun 2017 akan dinaikkan menjadi Rp81.184,3 triliun sehingga rata-rata per desa sudah Rp1.09 miliar,” tandas Marwan.

UU Desa yang disertai dana desa jelas berbeda dengan PNPM yang tidak berfokus pada pengentasan kemiskinannya karena yang dominan adalah pemberdayaan masyarakat. Selain itu, dana bergulir yang ada dalam PNPM tidak optimal karena hanya sebagian kecil masyarakat desa yang terlibat.

“Yang dikasih dana PNPM hanya kelompok-kelompok yang bisa mengembalikan pinjaman (mirip bank). Pembentukan BKM dalam PNPM juga memunculkan nama-nama di luar elit desa. UU Desa dan Dana Desa telah mengembalikan dominasi desa dan kepala desa dalam mengurus desa,” jelasnya.

Dana desa sendiri bisa digunakan untuk program pembangunan sarana prasarana desa seperti pembangunan dan pemeliharaan jalan desa, pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani, pengembangan dan pemeliharaan embung desa, pembangunan energy baru terbarukan, pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan, pembangunan dan pemeliharaan air bersih berskala desa, pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier, pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan, pembangunan sarana prasarana produksi di desa.

Selain itu, dana desa juga bisa untuk program pemenuhan kebutuhan social dasar seperti pengembangan pos kesehatan desa dan polindes, Pengembangan dan pembinaan Posyandu, pembiunaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini (PAUD).

Dana desa pun dapat dipakai untuk pengembangan potensi ekonomi local berupa pendirian dan pengembangan BUMDesa, pembangunan pasar desa dan kios desa, pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik desa, keramba jarring apung dan bagan ikan, pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan desa, pembuatan pupuk dan pakan organic untuk pertanian dan perikanan, pengembangan benih local, pengembangan ternak secara kolektif, pengembangan dan pengelolaan energy mandiri, pengembangan dan pengelolaan tambatan perahu, pengelolaan padang gembala, pengembangan desa wisata, pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian dan perikanan.