GampongRT - Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta kini menjadi salah satu pusat perhatian. Apalagi, saat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi (Menteri Desa) Marwan Jafar meminta agar lembaga ini ikut memantau dana desa. Pasalnya, kata Marwan saat menyampaikan sejumlah pesan pada peserta Pelatihan Hortikultura Tanaman Sayuran dan Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar, pada 1 - 12 Oktober 2015.
Menurut pandangan Menteri Marwan, di BBLM Yogyakarta ada catatan Indeks Pembangunan Desa (IPD). IPD itu harus diperkuat datanya dan dijaga akurasinya. Tak cuma itu, ihwal pengucuran dana desa tahap satu, dua, dan tiga pada catatan IDP itu pun mesti mendapatkan perlakuan sama. "Misalnya, buat kajian bagaimana agar transmigrasi ke depannya bisa lebih maju lalu," lanjutnya.
Berikutnya, Marwan berpesan perlunya sosialisasi bahwa pelatihan ini penting dan bisa dimanfaatkan masyarakat. Para transmigran juga sangat membutuhkan model pelatihan
semacam ini. "Di Yogyakarta banyak ahli tentang pemberdayaan masyarakat, ahli pertanian dan sebagainya. Makanya perlu dilakukan semacam forum group discussion (FGD) untuk hal-hal strategis bagi masyarakat desa, daerah tertinggal, juga transmigrasi," ucapnya.
Marwan pun berpesan agar pelatihan perlu dilakukan dengan menggandeng perguruan tinggi untuk penelitian yang bisa langsung diterapkan. "Misalnya dengan UGM (Universitas Gadjah Mada) yang punya studi perdesaan dengan hasil kajian yang luar biasa besar. Punya daerah binaan, sehingga perlu dibangun. Mereka perlu kerja sama dengan balai besar latihan ini," ujar Marwan.
Program
Sementara itu, Kepala Balai Latihan, Pengembangan, Data, dan Informasi wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Herwanto Supangat mengatakan, dalam kesempatan itu, pihaknya memiliki personel sebanyak 62 PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan 18 non-PNS dengan wilayah kerja Jateng, Jatim, dan DIY. Pada 2016, pagu anggaran diusulkan sebanyak Rp 16,9 miliar. Dari jumlah itu, Rp 6,6 miliar akan dipakai belanja pegawai sedangkan sisanya belanja operasional dan barang.
Herwanto mengatakan pula pihaknya menyiapkan 22 angkatan pelatihan masyarakat. Lalu, ada juga 11 angkatan pelatihan masyarakat desa dan masyarakat daerah tertinggal. Lokasi pelatihan ada di Bangkalan, Sampang, dan Bondowoso.
Program lainnya adalah pelatihan untuk calon transmigram yang difokuskan di Jawa Tengah. Untuk program ini ada partisipasi 10 angkatan.
Kemudian, program lainnya adalah pelatihan bagi 1.2090 alumni transmigran. Jumlahnya mencapai 30 angkatan.
Menurut pandangan Menteri Marwan, di BBLM Yogyakarta ada catatan Indeks Pembangunan Desa (IPD). IPD itu harus diperkuat datanya dan dijaga akurasinya. Tak cuma itu, ihwal pengucuran dana desa tahap satu, dua, dan tiga pada catatan IDP itu pun mesti mendapatkan perlakuan sama. "Misalnya, buat kajian bagaimana agar transmigrasi ke depannya bisa lebih maju lalu," lanjutnya.
Berikutnya, Marwan berpesan perlunya sosialisasi bahwa pelatihan ini penting dan bisa dimanfaatkan masyarakat. Para transmigran juga sangat membutuhkan model pelatihan
semacam ini. "Di Yogyakarta banyak ahli tentang pemberdayaan masyarakat, ahli pertanian dan sebagainya. Makanya perlu dilakukan semacam forum group discussion (FGD) untuk hal-hal strategis bagi masyarakat desa, daerah tertinggal, juga transmigrasi," ucapnya.
Marwan pun berpesan agar pelatihan perlu dilakukan dengan menggandeng perguruan tinggi untuk penelitian yang bisa langsung diterapkan. "Misalnya dengan UGM (Universitas Gadjah Mada) yang punya studi perdesaan dengan hasil kajian yang luar biasa besar. Punya daerah binaan, sehingga perlu dibangun. Mereka perlu kerja sama dengan balai besar latihan ini," ujar Marwan.
Program
Sementara itu, Kepala Balai Latihan, Pengembangan, Data, dan Informasi wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Herwanto Supangat mengatakan, dalam kesempatan itu, pihaknya memiliki personel sebanyak 62 PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan 18 non-PNS dengan wilayah kerja Jateng, Jatim, dan DIY. Pada 2016, pagu anggaran diusulkan sebanyak Rp 16,9 miliar. Dari jumlah itu, Rp 6,6 miliar akan dipakai belanja pegawai sedangkan sisanya belanja operasional dan barang.
Herwanto mengatakan pula pihaknya menyiapkan 22 angkatan pelatihan masyarakat. Lalu, ada juga 11 angkatan pelatihan masyarakat desa dan masyarakat daerah tertinggal. Lokasi pelatihan ada di Bangkalan, Sampang, dan Bondowoso.
Program lainnya adalah pelatihan untuk calon transmigram yang difokuskan di Jawa Tengah. Untuk program ini ada partisipasi 10 angkatan.
Kemudian, program lainnya adalah pelatihan bagi 1.2090 alumni transmigran. Jumlahnya mencapai 30 angkatan.
Sumber: Kompas.com
Terima kasih atas komentar Anda. Sampaikan pendapat, ide dan gagasan Anda dengan baik dan sopan. Setiap komentar yang berisikan Porno, SARA dan Judi akan di SPAM!
Terima Kasih atas Perhatiannya.
EmoticonEmoticon