Menyimak pidato pelantikan Presiden Prabowo sangat jelas akan memiliki implikasi terhadap perkebunan.
Apa saja itu?
Pada pidato Presiden Prabowo disebutkan Indonesia akan mewujudkan swasembada energi. Disebutkan beberapa komoditas terkait ini yakni kelapa sawit, tebu dan sagu yang merupakan komoditas perkebunan. |
Maka kaitan dengan hal tersebut jelas implikasinya adalah, selain mengembangkan industri bio energi, namun juga pengembangan perkebunan dan peningkatkan produksi. Untuk kelapa sawit tentu yang bisa dilakukan adalah peningkatan produksi melalui peremajaan tanaman tua.
Lalu untuk tanaman tebu selain meningkatkan produksi melalui kegiatan intensifikasi dan pengembangan areal baru di luar jawa, juga perlu didukung melalui perbaikan tata niaga. Sementara untuk sagu dapat diwujudkan melalui pemanfaatan lahan gambut menjadi menjadi wilayah penanaman sagu.
Lalu disebutkan juga perlu dilakukan hilirisasi komoditas. Untuk komoditas perkebunan belum seluruhnya berkembang industri pengolahan, sebutkan saja vanili, pala, lada, atsiri, pinang.
Sementara yang industri hilirnya berkembang adalah kelapa sawit, kelapa, tebu, kopi dan kakao. Tentu perlu adanya berbagai regulasi untuk membatasi ekspor barang mentah serta memberikan insentif terhadap pelaku usaha yang ingin mengembangkan industri pengolahan.
Namun kembali, lagi, semua upaya untuk menterjemakan visi Presiden tersebut harus dilakukan dengan cara yang sistematis dan terencana. Tidak bisa secara instant. Membutuhkan sebuah persiapan yang matang dengan mempertimbangkan berbagai ekses atau efek samping dari sebuah kebijakan.
Selain pengembangan komoditas pertanian di masa lalu seringkali mengesampingkan sisi SDM dan kelembagaan, maka untuk pendekatan yang berkelanjutan wajib memperhatikan hal tersebut.
Paling tidak hal yang perlu dilakukan pada 1 tahun pertama adalah penyusunan perencanaan dan penyiapan kelembagaan petani.
Sumber: perkebunan.com