Tampilkan postingan dengan label Motivasi dan Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi dan Inspirasi. Tampilkan semua postingan

22 September 2014

Pria Tak Lulus SD Ini Sukses Dirikan 'Bank' Petani


Bank petani sudah ada sejak tahun 2008 silam di Batusangkar, Sumatera Barat. Bank ini didirikan oleh Masril Koto, seorang pria yang hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 4 Sekolah Dasar (SD).

"Saya cuma orang yang tak lulus SD, cuma sampai kelas 4," ujarnya dalam sebuah seminar di Swiss Belhotel, Jakarta, Jumat (19/9/2014)

Masril berasal dari keluarga petani dengan kepemilikan lahan yang tidak cukup luas. Ilmu yang didapatnya hanya berasal dari diskusi, pengamatan dan mencari berbagai referensi dari berbagai sumber lainnya.

"Saya baca, bicara sana sini dan‎ mengerti saja mekanismenya," kata Masril berkisah.

‎Ia mengaku pernah mencoba mengajukan kredit ke beberapa bank, akan tetapi tidak pernah diterima. Kejadian ini menjadi motivasinya untuk membentuk Bank Petani.

"‎Sudah ke bank BUMN tapi ditolak, akhirnya saya dengan beberapa orang bentuklah ini Bank Petani. Untuk memfasilitasi petani," katanya.

Masril mengungkapkan bank dengan semangat koperasi tersebut sampai sekarang belum berbadan hukum. Ia menjelaskan proses untuk membuat bank petani berbadan hukum sudah pernah dilakukan, melalui Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Barat.

"Kita sudah pernah ajukan ke Dinas Koperasi dan UKM, supaya kita disahkan sebagai koperasi," ungkapnya.

Namun proses tersebut tidak berhasil ditembus oleh Masril. Alasannya, dalam ketentuan sebuah koperasi ada syarat simpanan pokok dari anggota atau nasabah. Sayangnya syarat ini tidak bisa dipenuhi oleh Bank Petani.

"Kita memang tak punya simpanan pokok seperti koperasi. Kita lebih mengenalnya dengan sistem saham," jelasnya.

Sitem saham pada Bank Petani menggunakan mekanisme sederhana. Para keluarga mempunyai beberapa lembar saham sesuai dengan kemampuannya sebagai tanda kepemilikan hak pada bank tersebut.

"Artinya ada dana yang masuk ke bank petani, sama seperti simpanan pokok. Tadi dinas koperasi nggak mau," ujarnya.

"Mikro kita dengan mikro BI itu berbeda. Jangan harap deh nanti petani itu dapat dana," terangnya.

Ini terbukti dengan keberadaan bank-bank umum yang sulit memberikan pendanaan kepada petani. Seperti Bank BUMN sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau juga Bank Pekreditan Rakyat (BPR).

"Buktinya sekarang itu mana ada kita dapat KUR, sama saja. Mending kita kumpulkan uangnya sendiri," katanya.

Akhirnya, Masril deklarasikan bank petani sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Tanpa harus berurusan dengan banyak pihak, bank petani tetap bisa berdiri dan menguntungkan sampai sekarang. 

"Saya deklarasi saja sendiri, dari pada repot urus sana sini," pungkasnya. (Sumber: detik.com) 

(Baca wawancara seputar; liku-liku Masri Kato, dalam Membangun Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis)

Masril Koto: Membangun Jaringan Lembaga Keuangan Mikro di Sumatera Barat

Masril Koto adalah social entrepreneur yang membidani kelahiran Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Tani di Sumetera Barat. Awalnya, Masril ingin membantu para petani untuk lebih memproduktifkan lahan pertaniannya. Kini, LKMA Prima Tani sudah memiliki 500 unit yang tersebar di Sumatera Barat. Masril Koto menuturkan lika-liku pembentukan LKMA Prima Tani kepada Radito Wicaksono dari SWA. Inilah wawancaranya:
Masril Koto, Pendiri Bank Tani dan Lembaga Keuangan Mikro
Bagaimana Anda mulai memberdayakan para petani di Sumatera Barat ini?

Untuk Bank Petani sendiri dimulai sekitar tahun 2007-an. Tapi semua tidak bermula dari situ saja. Usaha saya dalam memberdayakan masyarakat miskin, khususnya petani sudah dimulai sejak awal. Saya terlahir di keluarga miskin. Bapak saya hanya kuli bangunan, ibu saya bertani. Bahkan saya berhenti sekolah ketika masuk ke kelas 4 SD. Saya keluar dari sekolah karena saya kecewa dengan kebijakan yang mengharuskan siswa untuk membeli sepatu pramuka. Orang tua saya tidak punya uang, jadi saya tidak bisa beli. Untuk itu saya keluar saja.

Keluar dari sekolah saya coba untuk bantu-bantu orang tua dengan bekerja apa saja, termasuk menjadi tukang pulung. Dari hasil memulung itu, ternyata saya berhasil mengumpulkan uang. Uang dari hasil memulung itu pun lantas saya belikan mesin jahit. Saya belajar menjahit dan mulai bantu-bantu menjahit di kampung. Kebetulan kampung saya dulu banyak tempat konveksi, jadi saya bantu-bantu jahit orang-orang yang punya usaha konveksi di kampung saya. Setelah itu, saya serahkan mesin jahit ke orang tua, supaya mereka bisa ikut menjahit, tidak perlu bertani lagi. Saya bantu-bantu pasang kancing.

Apa yang menjadi pemicunya ketika itu?

Pada suatu waktu, keluarga saya termasuk saya pindah ke kampung lain, tepatnya ke Pasar Padang Luar. Di sana saya beralih profesi menjadi kuli angkut di pasar. Tapi ternyata dari kegiatan saya menjadi kuli saat itu, saya bisa bangun rumah untuk orang tua, walaupun kecil ukurannya. Tidak lama setelah itu, saya memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, saya mendapat pekerjaan di percetakan, yang kebetulan dimiliki oleh orang Agam, kampung saya. Namun, beberapa tahun kemudian, di tahun 1998, pecahlah kerusuhan yang menyebabkan banyak usaha tutup. Saya pun memutuskan untuk kembali pulang ke kampung saya.

Tiba di kampung, saya tidak memiliki pekerjaan. Daripada diam, saya menyibukkan diri di berbagai macam organisasi kepemudaan, semacam Karang Taruna. Saya ingin menggerakan pemuda di kampung saya agar lebih aktif dengan berkumpul. Ketika di Jakarta, saya melihat ada olahraga yang menggunakan bola dan dimasukan ke dalam keranjang tinggi, yang baru saya ketahu ketika itu nama olahraga tersebut adalah bola basket.

Saya bikin tempat bermain olahraga seperti itu di kampung. Dan ternyata pemuda-pemuda disini menyukainya. Pemuda di kampung saya lebih suka dengan sesuatu yang baru dan berbeda, kalau yang biasa-biasa saja mereka tidak tertarik. Maka berkumpul lah pemuda-pemuda di kampung saya itu. Dari kumpul-kumpul tersebut, kami coba bikin kegiatan yang lebih positif lagi. Kami coba bereskan kampung kami yang sebelumnya terlihat tidak begitu terawat. Ternyata, kami berhasil membereskan kampung kami, dan membuatnya menjadi lebih bersih dan nyaman. Hal ini membuahkan apresiasi dari orang-orang tua di sana.

Beres dari sana, saya memutuskan untuk kembali ke pasar, di mana saya pernah menjadi kuli di sana. Ketika itu saya baru menyadari ternyata banyak kuli di sana yang memiliki keahlian lain, selain mengangkat-angkat barang. Ada yang bisa menyetir kendaraan dan lain-lainnya. Saya pikir, kenapa mereka tidak menjadi tenaga ahli yang lain selain kuli. Ternyata, setelah saya cari tahu, mereka terbentur dengan persoalan ijazah ketika melamar pekerjaan yang lebih tinggi.

Untuk itu, karena saya bisa merasakan hal yang sama dengan mereka, karena saya sama-sama miskin dan tidak memiliki ijazah, maka saya coba bantu mereka.

Caranya bagaimana?

Caranya dengan mengumpulkan mereka dan saya bikin Sekolah Kejar Paket, bekerja sama dengan lembaga pengajaran di sana. Awalnya banyak buruh yang tertarik untuk ikut, tapi lama kelamaan semakin berkurang. Saya coba dengan cara lain, yaitu dengan menghadirkan guru-guru cantik, kuli-kuli itu pun kembali.

Di sana, saya juga menjadi siswanya. Walaupun sekolah tersebut saya yang bikin, dan saya juga ikut mengajar, saya juga menjadi murid di sana. Dan dari situlah akhirnya saya memiliki ijazah Paket A, untuk setara SMP, sama dengan kuli-kuli yang lain.

Saya kembali ke kampung dengan para pemuda di sana.Saya mencoba kembali untuk membentuk suatu kegiatan-kegiatan pemuda yang positif. Kami mencoba untuk berdagang dan lain-lain. Hasilnya pun ternyata tidak terlalu baik. Akhirnya, saya punya ide untuk bikin ruko bersama teman-teman. Modalnya hanya dari minta keringanan kebijakan ke toko material untuk memperkenankan mereka membeli bahan material dengan cara bayar mundur. Ruko selesai dan ada yang menyewa, baru kami bayar ke material.

Dari sana, saya dan rekan-rekan diberi penghargaan sebagai pemuda yang berprestasi. Kami diberikan hadiah komputer dari Dinas Pendidikan Sumatera Barat berkat hasil kerja keras kami. Awalnya, pemuda-pemuda di kampung belajar menggunakan komputer tersebut. Hingga akhirnya kami semua bisa menggunakan komputer tersebut. Bahkan kami juga menerbitkan sebuah buletin kampung yang nantinya dikirim ke beberapa orang kampung kami yang sedang merantau.

Atas keberhasilan tersebut, kami pun dipercaya untuk menjadi pengurus pasar di lingkungan kami. Kami diangkat menjadi pengurus pasar atas persetujuan warga, tokoh masyarakat, para perantau, dan beberapa pengurus pasar yang lama. Ternyata banyak bagian di pasar termasuk manajemennya yang perlu dibenahi. Saya coba keliling pasar-pasar di seluruh Sumatera Barat.

Beberapa waktu setelah itu, saya memutuskan untuk berhenti dari pasar. Hal tersebut diperkuat karena saya menikah dengan wanita pujaan saya. Setelah menikah, karena sesuai adat, saya harus ikut keluarga wanita. Maka saya hijrah ke keluarga istri saya di Baso. Baso ini terkenal sebagai kecamatan penghasil pisang di Sumatera Barat.

Namun ketika itu hampir seluruh ladang pisang di sana mengalami musibah. Pohon-pohon pisang di sana terserang penyakit yang mengakibatkan pohon tersebut menjadi mati. Alhasil, banyak lahan di sana yang terbengkalai, tidak ditanami apa-apa. Petani di sana pun bingung untuk mengembangkan ladang mereka. Akhirnya tak jarang dari mereka yang menjadi buruh tani di lahan orang lain.

Semenjak saya berada di Baso, saya lebih memilih untuk menanam jahe dan ubi jalar.Awalnya kegiatan saya tersebut dianggap hal yang aneh oleh orang-orang di sana. Namun, karena musibah yang menimpa landang pisang mereka, akhirnya mereka pun turut menanam jahe dan ubi jalar di ladang mereka.

Ternyata setelah itu, banyak petani di Baso yang beralih untuk bertanam ubi jalar, karena ubi jalar lebih mudah ketimbang pisang dan jahe. Ubi jalar yang dihasilkan di kampung kami itupun ternyata cukup baik. Pemerintah pun melihat hal tersebut dan lantas memberikan pelatihan kepada para petani di kampung kami bagaimana cara menanam ubi jalar.

Ketika sedang bertani tersebut, saya sering bertemu dan berkomunikasi dengan petani-petani lainnya. Dari hasil diskusi tersebut, saya mendapatkan keluhan-keluhan yang sama di antara petani-petani tersebut. Mereka selalu mengeluhkan permasalahan tentang modal. Mereka ingin memperluas kebun mereka dan meningkatkan hasil panen mereka, namun terkendala di urusan modal.

Saya coba bantu bikin koperasi, namun ditolak mereka karena sebagian besar dari mereka sudah tidak percaya lagi dengan koperasi. Mereka menganggap koperasi hanya menguntungkan para pengurusnya saja. Hanya ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara saja yang akan mendapatkan keuntungan.

Saya coba pikir-pikir lagi, apa yang bisa bikin para petani percaya dengan lembaga-lembaga semacam itu. Saya terpikir untuk membangun sebuah bank khusus bagi petani. Alasannya karena banyak petani yang percaya dengan sistem bank, namun mereka tidak berani ke bank. Bagi mereka, bank hanya diperuntukan bagi orang-orang yang rapi saja. Ditambah lagi, mereka tidak ingin menemukan ketentuan-ketentuan yang rumit dari bank.

Dari situ, saya bertekad untuk membuat bank. Langkah awal, saya berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya bagaimana cara untuk membuat bank. Saya pergi ke berbagai macam bank yang ada di Sumatera Barat. Saya datang ke berbagai macam seminar tentang perbankan. Padahal ketika itu saya tidak memiliki biaya yang banyak untuk mencari informasi mengenai perbankan ini. Benar-benar saat itu saya dan beberapa rekan-rekan saya, hanya bermodalkan semangat.

Pengalaman-pengalaman buruk sempat saya temui. Mulai dari kondisi perjalanan ke kota yang cukup jauh dan sulit, kehabisan uang, kena tilang, hingga dibohongi oleh pihak dari salah satu bank. Namun, semua terbayarkan ketika saya bertemu dengan orang dari Bank Indonesia di sebuah seminar yang diadakan oleh Bank Indonesia. Saya bertemu dengan Pak Yiyuk Herlambang, beliau banyak kasih bantuan informasi ke saya bagaiamana cara membuat bank. Selain itu, ada Pak Joni dari Dinas Pertanian Sumatera Barat yang turut membantu saya membentuk sebuah bank tani. Dari situlah akhirnya terbentuk sebuah lembaga keuangan bagi para petani di kampung kami.

Kami semua coba mengembangkan lembaga keuangan ini. Hingga akhirnya keluarlah sistem saham di lembaga keuangan kami tersebut. Bahkan, ketika awal, banyak saham yang terjual, hingga menyentuh angka Rp 15.000.000. Ketika itu harga saham per lembarnya adalah Rp 100.000. Meski begitu, ada beberapa petani yang membeli saham tersebut dengan cara menyicil. Hingga lama-kelamaan, secara resmi lembaga keuangan ini berdiri.

Pola kegiatan apa yang dipilih bagaimana pola pemberdayaan masyarakatnya?

Walaupun apa yang saya dan kawan-kawan bentuk ini bernama lembaga keuangan, namun secara prakteknya, lembaga ini lebih tepat disebut sebagai bank. Hanya karena terbentur oleh ketentuan dari Bank Indonesia bahwa untuk membentuk sebuah bank harus ada data di Bank Indonesia, maka lembaga ini pun dinamakan menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Tani. Lembaga ini pun sahamnya dimiliki oleh para petani di sana. Yang mengelolanya adalah anak-anak muda, di mana sebagian besar dari anak muda tersebut adalah putra-putri dari petani di sana.

Di bank tani ini, ada beragam produk tabungan atau pinjaman yang berbasis sesuai dengan kebutuhan langsung para petani secara spesifik, seperti tabungan ibu hamil, tabungan pajak motor untuk pengojek, dan tabungan pendidikan anak, tabungan untuk persiapan pernikahan, dan lain-lain.

Sistem control yang diterapkan oleh LKMA ini cukup unik, karena disesuaikan dengan kearifan lokal yang ada di daerah LKMA masing-masing. Ada yang menggunakan Dato atau orang yang dituakan di kampung untuk dijadikan jaminan, hingga ada yang menerapkan pengumuman di masjid dan seluruh kampung bagi mereka yang melanggar perjanjian dengan LKMA. Alhamdulillah, sampai sajauh ini belum ada permasalahan dalam hal kontrol pinjaman dari LKMA.

Bagaimana liku-liku pemberdayaan?  Tantangan apa saja yang dihadapi saat melakukan pemberdayaan? 

Ada beberapa hal yang cukup sulit bagi saya dalam mengembangkan LKMA ini. Pertama, adalah kondisi saya ketika itu. Saya sudah punya keluarga ketika itu. Kondisi keluarga terutama perekonomian keluarga harus saya pikirkan. Saat itu, kondisi ekonomi saya dan keluarga tidak bisa dibilang baik, bahkan bisa dikatakan sedang goyah. Kemudian, saya harus bisa membagi waktu dengan keluarga. Tapi saya selalu berusaha untuk meyakinkan istri saya terutama, untuk bisa bersabar.

Hal sulit berikutnya adalah, meyakinkan para petani agar percaya dengan lembaga keuangan semacam ini. Tidak gampang meyakinkan orang Minang. Ada yang harus pakai berkelahi dulu, ada yang saling curiga. Tapi, lagi-lagi, saya coba untuk sabar. Saya berusaha untuk meyakinkan mereka lebih dalam lagi dan akhirnya mereka pun percaya terhadap lembaga keuangan ini.

Kemudian hal sulit lainnya adalah pekerjaan ini pekerjaan yang penuh rjsiko. Saya pergi ke mana-mana naik motor. Padahal jarak antar satu daerah ke daerah lainnya di sini cukup jauh dan menantang. Tapi, lagi-lagi, kembali ke awal, saya harus bersabar dalam menghadapi ini semua. Tidak cepat menyerah, maka hasilnya pun akan sesuai dengan yang diharapkan.

Hasilnya seperti apa, terutama jika dibandingkan dengan kondisi pada saat kegiatan ini dimulai dan kondisi saat ini? Kemajuan apa saja yang telah diperoleh?

Dulu, banyak lahan yang tidak tergarap oleh para petani di sini. Bahkan ada beberapa bagian yang cenderung terbengkalai. Namun sekarang, hampir semua lahan di sini digunakan untuk bertani.

Petani-petani di sini pun saat ini sudah merasakan keuntungan dengan menggunakan fasilitas-fasilitas di bank tani ini. Setiap petani sekarang sudah bisa mengembangkan lahan yang mereka garap. Selain itu, anak-anak muda di kampung-kampung, sekarang ini menjadi lebih aktif dengan bekerja di LKMA. Mereka pun bekerja layaknya para pekerja bank, dengan pakaian rapi.

Saat ini LKMA Prima Tani sudah memiliki 550 unit di seluruh wilayah Sumatera Barat, dengan total aset mencapai Rp 250 miliar. Seluruh unit LKMA telah mempekerjakan 1.500 anak-anak petani di kampung-kampung di Sumatera Barat. Mereka tidak memiliki sistem gaji dalam bekerja di sana. Namun, setelah 6 bulan bekerja, mereka bisa menentukan gaji mereka sendiri. Caranya? Dengan mencari nasabah sebanyak-banyaknya.

Apa target dan rencana ke depan untuk semakin meningkatkan pemberdayaan ini?

Saya menargetkan unit LKMA bertambah, setidaknya di wilayah Sumatera Barat. Yang saat ini ada 550 unit, saya ingin menjadi 1.100 unit. Saya juga menargetkan para petani dan unit di sini menjadi naik tingkat menjadi lebih besar. Dengan cara membentuk sebuah konsorsium yang sahamnya berasal dari unit-unit LKMA di berbagai daerah di Sumatera Barat.

Saya juga ingin memiliki jasa keuangan di sektor riil, terutama dengan membuat sebuah “Bulog” sendiri. Kemudian, kami ingin punya perusahaan sawah. Dengan jasa keuangan ini pula, kami ingin menjadi fasilitator pinjaman ke pihak-pihak ketiga. Saya juga ingin mengadakan produk asuransi dalam jasa keuangan ini. Intinya, saya ingin semua sawah dan ladang di sini, yang tidak tergarap menjadi tergarap.

Belum lagi beberapa rencana CSR kami yang mengarah ke bidang pendidikan petani. Kami ingin meningkatkan kapasitas para pemilik dan pengelola LKMA dengan mengadakan pelatihan-pelatihan rutin untuk meningkatkan kapasitas mereka.

Seperti apa governance dari kegiatan ini?  Bagaimana bentuk pertanggungjawaban dari dana-dana yang masuk?  Bagaimana laporan keuangan kegiatan ini?  Siapa yang mengontrol?

Semua yang mengelola LKMA ini adalah anak-anak petani, di mana orang tua mereka justru menjadi pemilik saham di sana. Jadi mereka bertanggung jawab kepada pemilik saham yang tidak lain dan tidak bukan adalah orang tua mereka sendiri. Layaknya perusahaan-perusahaan pada umumnya, di sini pun ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). (Didin Abidin Mas’ud)

Sumber: www.swa.co.id

20 September 2014

INILAH ALPHABET KESUKSESAN "ANDA"


Secara sederhana Alfabet adalah sebuah standar lengkap huruf dan simbol yang masing-masing mewakili sebuah suku kata Alfabet.

Dalam mengatasi ganggua-gangguan komunikasi, disebut dengan Alfabet Fonetis. Tujuannya tersedianya satu kesepakatan bunyi terhadap satu abjad tertentu, dari semua huruf dan simbol Alfabet tersebut. 

Alfabet berjumlah 26 abjad dan berikut cara penyebutannya dalam komunikasi internasional; 

Alfa/alpha, Bravo, Charlie, Delta, Echo, Foxtrot, Golf, Hotel, India, Juliet/Juliett, Kilo, Lima, Mike, November, Oscar, Papa, Quebec, Romeo, Sierra, Tango, Uniform, Victor, Whiskey, Xray, Yankee, Zulu.

Dan inilah Alfabet Kesuksesan "Anda", berdasarkan urutan abjad Alfabet.

A = Accept (Menerima)
Terimalah diri Anda sebagaimana adanya.
B = Believe (Percaya)
Percayalah terhadap kemampuan Anda untuk meraih apa yang Anda inginkan dalam hidup
C = Care (Peduli)
Pedulilah pada kemampuan Anda meraih apa yang Anda inginkan dalam hidup.
D = Direct (Langsung)
Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.
E=Earn (Menerima/Mendapatkan)
Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.
F = Face  (Hadapi)
Hadapi masalah dengan benar dan yakin.
G = Go (Pergi)
Berangkatlah dari kebenaran.
H = Homework  (PR/Pekerjaan Rumah)
Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.
I = Ignore (Abaikan)
Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan Anda mencapai tujuan.
J = Jealously (Kecemburuan)
Rasa iri dapat membuat Anda tidak menghargai kelebihan Anda sendiri, jadi hindarilah.
K = Keep  (Menjaga)
Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.
L = Learn  (Belajar)
Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
M = Mind  (Pikiran)
Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.
N = Never  (Jangan Pernah)
Jangan pernah QUIT dan PUTUS ASA.
O = Observe  (Amati)
Amatilah segala hal di sekeliling Anda. Perhatikan, dengarkan,dan belajar dari orang lain.
P = Patience  (Kesabaran)
Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat Anda terus berusaha.
Q = Question (Pertanyaan) 
Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.
R = Respect  (Hargai/Hormati)
Hargai diri sendiri dan juga orang lain.
S = Self Confidence, Self Esteem, Self Respect (Percaya Diri, Penghargaan Diri)
Percaya diri, harga diri,citra diri, penghormatan diri membebaskan kita dari saat-saat tegang.
T = Take  (Ambil)
Bertanggung jawab pada setiap tindakan Anda.
U = Understand  (Memahami/Mengerti)
Pahami bahwa hidup itu naik turun.
V = Value (Nilai)
Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.
W = Work  (Kerja)
Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo'a.
X = X'tra (Ekstra)
Usaha lebih keras membawa keberhasilan.
Y = You  (Kamu)
Anda dapat membuat suatu yang berbeda.
Z = Zero  (Nol)
Usaha nol membawa hasil nol pula. 

Referensi dari berbagai sumber

02 September 2014

5 Cerita Orang Gagal Menjadi Tersukses di Dunia

Semua orang berhak mendapatkan kesuksesan, tanpa terkecuali. Namun, banyak sekali orang yang menyalahkan nasib, entah itu dilahirkan di keluarga miskin, ditinggal orang tua sejak kecil, tidak punya modal, tidak memiliki pendidikan tinggi, dan kemalangan-kemalangan lainnya. Orang yang hanya bisa mengeluh, akhirnya selamanya akan menjadi orang gagal. 

Namun, lima orang ini, Larry Ellison, Amancio Ortega, Guy Laliberte, John Schnatter (Papa John), dan Leonardo Del Vecchio telah membuktikan bahwa kemalangan yang menimpa mereka sejak kecil bukan menjadi halangan untuk menjadi super sukses, menjadi ikon bisnis dan salah satu orang terkaya di dunia.

Ini adalah kisah terbaik dari anak manusia yang berhasil membalik hidupnya. Kisah mereka jauh lebih malang dari Anda, tapi tanpa menyerah, mampu mengubahnya menjadi kisah keberhasilan terbaik dunia. Ayo kita mulai! Membaca satu persatu kisah sukses mereka yang kami sadur dari situs http://studentpreneur.co/

1. Larry Ellison – Pendiri Oracle, Perusahaan Database Terbesar di Dunia 

Larry Ellison adalah seorang anak yang diadopsi keluarga biasa-biasa saja. Sejak kecil, dia sudah ditinggalkan ibunya. Dia juga tidak memiliki pendidikan tinggi dan bahkan putus kuliah. 

Ia memulai karirnya sebagai ahli database, dia sangat miskin. Larry sempat merasa dia memiliki semua fitur untuk menjadi sangat gagal dalam kehidupan. Larry Ellison tidak mau menerima nasib dan pantang menyerah dalam menghadapi kehidupan. Kini, Larry adalah pemilik Oracle, perusahaan database terbesar di dunia serta salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih senilai 510 Trilliun Rupiah.

2. Amancio Ortega – Pendiri Zara, Terkaya ketiga di Dunia, dan Hanyalah Anak Buruh Kereta Api 


Bagaimana kalau orang tua Anda hanyalah pasangan seorang buruh kereta api dan pembantu rumah tangga? Kebanyakan orang pasti akan merasa Anda tidak punya masa depan. Bisa makan sehari-hari saja mungkin merupakan masa depan terbaik bagi Anda. 

Namun, Amancio Ortega tidak akan menerima kata-kata tersebut. Bekerja sejak kecil, Amancio Ortega yang saat itu berusia 16 tahun menemukan fakta bahwa sedikit sekali toko baju yang memberikan apa yang diinginkan pelanggan. Saat ini, Zara, toko baju yang dibuatnya, menjadi salah satu kiblat fashion dunia. 

3. Guy Laliberte – Pemilik Sirkus Tersukses di Dunia, Pernah Dipecat, dan Bahkan Tidak Punya Rumah 


Guy Laliberte mengalami kemalangan yang luar biasa di masa mudanya. Dia dipecat dari pekerjaannya, tidak punya uang sama sekali, dan bahkan tidak punya rumah untuk tinggal. Sempat hidup seperti gelandangan, Guy Laliberte bekerja di sebuah sirkus dan menemukan fakta bahwa tidak ada sirkus yang benar-benar menarik, sampai akhirnya dia mendirikan Cirque du Soleil, dan kini menjadi sirkus terbesar di dunia, dengan 7 juta penonton dan 650 Juta Dollar penghasilan tahunan. 

4. John Schnatter (Papa John) – Pemilik Papa John’s Pizza, Dulunya Hanya Seorang Pencuci Piring 


Sejak umur 15 tahun, John Schnatter telah bekerja di restoran pizza sebagai pencuci piring untuk menutup kebutuhan hidupnya. Dari sana, dia mulai mencari tahu apa pizza yang dicintai oleh pelanggan. Apabila piring kosong, itu artinya pelanggan mencintai pizza tersebut. 

Ia memulai bisnisnya dari sebuah bekas gudang, John Schnatter berhasil membawa Papa John’s menjadi salah satu perusahaan pizza terbesar di dunia, dengan penghasilan trilliunan rupiah per tahunnya. 

5. Leonardo Del Vecchio – Pendiri Luxottica, Orang Terkaya kedua di Italia, Dulunya Anak Yatim yang Super Miskin 


Kisah Leonardo Del Vecchio mirip telenovela. Ayahnya meninggal sebelum dia lahir, dan saking miskinnya, ibunya menyerahkan Del Vecchio untuk hidup di gereja. Sejak umur 14 tahun, Del Vecchio telah bekerja keras untuk sekedar bisa makan. Bekerja di siang hari, Del Vecchio menghabiskan malamnya dengan belajar super keras. 

Setelah 6 tahun bekerja, dia memberanikan diri membuat Luxottica yang kini menjadi salah satu merk kacamata terkenal dunia, membawanya menjadi orang terkaya kedua di Italia. 

Semoga kisah sukses mereka dapat meng-inspirasikan Anda...!!

Inspirasi; Kisah Kakek dan Pencuri Pepaya


Saya ingin mengawali renungan kita kali ini dengan mengingatkan pada salah satu kisah kehidupan yang mungkin banyak tercecer di depan mata kita. Cerita ini tentang seorang kakek yang sederhana, hidup sebagai orang kampung yang bersahaja. 

Suatu sore, ia mendapati pohon pepaya di depan rumahnya telah berbuah. Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen. Ia berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba, ia mendapati satu buah pepayanya hilang dicuri orang.

Kakek itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “masak hanya karena sebuah pepaya saja engkau demikian murung” ujar sang istri.

“bukan itu yang aku sedihkan” jawab sang kakek, “aku kepikiran, betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetiknya..”

“dari itu Bune” lanjut sang kakek, “saya akan pinjam tangga dan saya taruh di bawah pohon pepaya kita, mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak akan kesulitan lagi mengambil yang satunya”.

Namun saat pagi kembali hadir, ia mendapati pepaya yang tinggal sebuah itu tetap ada beserta tangganya tanpa bergeser sedikitpun. Ia mencoba bersabar, dan berharap pencuri itu akan muncul lagi di malam ini. Namun di pagi berikutnya, tetap saja buah pepaya itu masih di tempatnya.

Di sore harinya, sang kakek kedatangan seorang tamu yang menenteng duah buah pepaya besar di tangannya. Ia belum pernah mengenal si tamu tersebut. Singkat cerita, setelah berbincang lama, saat hendak pamitan tamu itu dengan amat menyesal mengaku bahwa ialah yang telah mencuri pepayanya.

“Sebenarnya” kata sang tamu, “di malam berikutnya saya ingin mencuri buah pepaya yang tersisa. Namun saat saya menemukan ada tangga di sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad untuk tidak mencuri lagi. Untuk itu, saya kembalikan pepaya Anda dan untuk menebus kesalahan saya, saya hadiahkan pepaya yang baru saya beli di pasar untuk Anda”.

Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas, adalah tentang keikhlasan, kesabaran, kebajikan dan cara pandang positif terhadap kehidupan.

Mampukah kita tetap bersikap positif saat kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan ikhlas mencari sisi baiknya serta melupakan sakitnya suatu “musibah”?

"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta."

Disadur dari; google+ Syahid Bersamamu

31 Agustus 2014

6 Tips Kekuatan Untuk Menjadi Pengusaha Sukses


1. KEKUATAN IMAN (Faith Power) 

Kekuatan Iman, “tidak bisa tidak”…merupakan hal paling pokok dan paling penting…nomer satu yang mesti dimiliki oleh Entrepreneur. Kekuatan Iman, selain mengartikan bahwa kita memang wajib percaya, bahwa ALLAH pasti akan menolong kita…juga mewajibkan kita untuk “mengimani” atau meyakini apa pun jalan yang telah kita tempuh itu memang benar adanya. Jangan jadi orang yang selalu ragu-ragu…begitu… Percaya Diri saja!

Dengan Iman, kita akan menjadi makhluk yang selalu pandai bersyukur, senang membantu sesama, dan tidak pernah tinggi hati.

2. KEKUATAN PIKIRAN (Mind Power) 

Kekuatan Pikiran artinya, kita jangan gampang berpikir untuk menyerah, jangan mudah untuk berpikir tidak mampu. Karena apa pun yang kita pikirkan tersebut…benar adanya, dan pasti segera berwujud menjadi kenyataan. Karena, Ingatlah! pikiran kita punya kekuatan super… Super Mind Power!!! Pikirkanlah hanya hal-hal positif! Jadi jangan meremehkan pikiran kita sendiri ya…entar menyesal belakangan deh..

3. KEKUATAN KESEHATAN (Healthy Power) 

Kekuatan Kesehatan mengingatkan kita semua, agar selalu menjaga kesehatan fisik maupun psikis, kesehatan raga dan jiwa. Jangan sampai kita terlena dengan hanya berusaha dalam bisnis, sehingga melupakan kesehatan…akhirnya kita jatuh sakit secara fisik maupun psikis. Ini bisa menyebabkan bisnis kita hancur berantakan!!! Uang kita juga bisa habis hanya untuk berobat ke dokter, ke paranormal…ke dukun..

4. KEKUATAN IMPIAN (Dream Power) 

Kekuatan Impian tidak diragukan lagi, sebagai mesin penggerak menuju cita-cita kita. Tanpa impian, jangan harap kita bisa bergerak menuju kesuksesan. Dengan impian, kita menjadi bersemangat luar biasa prima saat bergerak menuju cita-cita. Tanpa impian, kita pastinya yaa diam aja di tempat…dan capee’ deh…diam melulu!

5. KEKUATAN KEMAUAN (Will Power)

Kekuatan Kemauan tentu saja juga harus kita punyai. Lha kalau tidak ada kemauan, bagaimana bisa ada jalan? Yaa nggak? Kata orang bijak kan begini: “Dimana Ada Kemauan, Disitu Ada Jalan”. Dengan kemauan tinggi pula, kita bisa menjadi orang yang sangat kreatif. Sehingga selalu ada jalan keluar bagi setiap permasalahan. Berbagai ide-ide besar dan cerdas juga bisa keluar karena kekuatan kemauan yang tinggi.

6. KEKUATAN JARINGAN (Networking Power) 

Nah ini, Kekuatan Jaringan juga wajib dimiliki seorang Entrepreneur. Kita mesti berusaha untuk mempunyai banyak teman…gitu maksudnya. Tapi yaa nggak sembarangan teman lho, harus teman pilihan…mesti milih teman lah kita ini… Kalau nggak milih teman, wah…kita bisa keliru berteman dengan garong, maling, penyelundup, koruptor…berabe kan? 

Oleh karena itu, untuk membangun Kekuatan Jaringan ini kita wajib pilih teman yang se-visi bisnis (ini lebih diutamakan), sebab kan kita lagi menggalang dukungan untuk bisnis kita, yaa nggak? Jadi bangunlah Kekuatan Jaringan Bisnis.

Sumber: http://inspirasiusahasukses.wordpress.com/

25 Agustus 2014

Hebatnya Entrepreneur Ala Abdurrahman bin ‘Auf


Sabahat pasti sudah tahu tentang sosok Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu. Beliau termasuk kelompok delapan orang yang pertama masuk Islam. Yaitu dua hari setelah keislaman Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. 

Beliau Abdurrahman bin ‘Auf juga termasuk dalam sepuluh shahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan masuk surga.

Sebagaimana shahabat lain yang masuk Islam pada awal dakwah, beliau tidak luput dari tekanan dan penyiksaan dari kaum kafir Quraisy. Namun, beliau tetap kokoh dan teguh. Bersabar mempertahankan hidayah.

Beliau juga termasuk kedalam enam orang shahabat yang dipilih oleh Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu untuk bermusyawarah dalam pemilihan khalifah sesudah beliau.

Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu termasuk shahabat yang menjadi pelopor bagi orang-orang yang hijrah ke Madinah. Beliu dikenal dengan sosok yang kuat, walaupun dalam keberangkatannya ke Madinah tanpa dibekali apapun.

Sesampainya para sahabat di Madinah, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf dengan Sa’ad bin Rabi’ Al Anshari radhiyallahu ‘anhu dan persahabatan keduanya terjalin begitu kuat. 

Hingga pada suatu hari Sa’ad bin Rabi’ berkata pada Abdurrahman. Wahai saudaraku, “silahkan ambil separuh hartaku untukmu.” Namun, apa jawaban Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu? 

Dengan halus seraya berkata, “Terima Kasih, sahabatku". Semoga Allah, memberkahi hartamu. Sekarang tunjukkan saja padaku di mana letaknya pasar!” 

Singkat riwayat. Mulai sejak itu beliau berwirausaha "dengan tanpa modal" sehingga menjadi salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kaya raya. 

Walaupun beliau sudah sangat kaya raya, namun karena jiwanya yang penuh iman dan takwa,  sehingga apabila beliau berada di tengah-tengah budaknya, orang tidak dapat membedakan di antara mereka, mana yang majikan dan mana yang budak. Demikian sikap tawadhu’ dan wara’ yang beliau miliki.

Beliau radhiyallahu ‘anhu meninggal pada tahun 32 Hijriyah dalam umur sekitar 76 tahun. Beliau radhiyallahu ‘anhu dimakamkan di Baqi’. Sebelum meninggal, beliau ditawari oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha untuk dimakamkan di dekat makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kedua shahabatnya Abu Bakar dan Umar. Namun, beliau menolaknya karena rasa malu.

Sungguh menakjubkan sikap yang ditunjukkan oleh Abrurrahman bin Auf, beliau lebih memilih untuk memulai usaha dari nol dari pada menerima pemberian orang lain. 

Inilah sikap yang harus ditiru oleh para wirausahawan, terutama oleh para pemuda-pemuda Islam yaitu: "Sikap Berani untuk Memulai Usaha". 

Adakan keberanian kita melakukan Entrepreneur Ala Abdurrahman bin ‘Auf...? Atau ala Jahiliya...? Jawaban ada pada diri kita masing-masing..! Wallahu'alam bissawab