Tampilkan postingan dengan label Info Hortikultura. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info Hortikultura. Tampilkan semua postingan

30 April 2018

Pedoman Budidaya Semangka Non Biji

Tanaman semangka adalah tanaman yang sangat popular di masyarakat Indonesia. Semangka sangat bermanfaat untuk kesehatan karena banyak mengandung air dan serat. 
Tanaman semangka adalah tanaman yang sangat popular di masyarakat Indonesia. Semangka sangat bermanfaat untuk kesehatan karena banyak mengandung air dan serat.
Semangka Non Biji (Foto: YouTube)
Di Indonesia, semangka non biji merupakan salah satu jenis semangka yang sangat disukai oleh pasar. Dari segi ekonomi juga sangat menguntungkan bagi petani dibandingkan semangka jenis lainnya.

Semangka non biji memiliki tipe buah bulat agar lonjong dan sangat cocok ditanam di dataran rendah. Warna kulit buah hijau tua dengan lurik hijau tua, bobot buah bisa mencapai 7-8 kg. Warna danging buah merah, rasa manis dan renyah. Umur panen rata-rata 58-65 HST (hari setelah tanam) dengan potensi hasil 33-38 ton per hektar. 

Budidaya semangka non biji agak sedikit lebih rumit dibandingkan budidaya semangka biji, karena dalam menanam semangka non biji memerlukan cara khusus mulai dari persemaian, penyerbukan dan pemupukan.

Pedoman Budidaya Semangka Non Biji, sebagai berikut:

Syarat Tumbuh

Curah hujan yang ideal untuk tanaman semangka berkisar 40-50 mm/bulan. Semangka cocok ditanam didataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Areal penanaman perlu disinari matahari sejak pagi hingga sore hari. Suhu optimal 250 c. Semangka tidak cocok ditanam pada tanah yang asam. Oleh karenanya, tanah untuk penanaman semangka harus gembur dan kaya bahan organik.

Petani Semangka Binaan BUMG Riseh Tunong
Pengolahan Tanah

  • Lakukan pembajakan tanah sedalam 30 cm, dan kemudian tanah dihaluskan dan diratakan. 
  • Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu-batu kecil. 
  • Buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjangnya sesuai dengan kondisi lahan. Bedengan bisa dengan menggunakan system gawang atau system lainnya. Jika menggunakan system gawang jarak antar bendengan 5-6 meter dengan luas bedengan 60 cm dan jarak tanam berkisar 50-60 cm.
  • Berikan kapur dolomite agar tanah mencapai Ph 6-6,7. 
  • Tanah diberikan pupuk kandang sebanyak 1 ton, minimal seminggu sebelum tanam. 
  • Untuk pupuk dasar dapat diberikan pupuk ZA (150 kg), SP-36 (100 kg) dan KCL (150 kg) per hektar dan diberikan setelah 7 hari setelah pengapuran. 
  • Bedengan perlu diberikan mulsa untuk membantu menguraingi penguapan air dan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma) lainnya. 
  • Pembuatan lubang tanam sebaiknya dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah.
Persemaian Bibit 

Agar perkecambahan bibit sempurna, benih terlebih dahulu diretakkan dengan cara direndam kedalam air bersih dan bisa ditambah Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti Antonik, Bambu, dan jenis ZPT lainnya seperti Gibgro dengan dosis 0,5 ml/liter air selama 20-30 menit. 

Selanjutnya, benih dimasukan ke dalam kain basah selama 1-2 hari. Benih yang sudah berkecambah kemudian dipindahkan ke media persemaian yang sudah dipersiapkan.

Ada macam-macam media persemaian yang dapat dipergunakan, seperti polybad plastic, papan telur, dan bekas botol aqwa gelas, dll. 

Polybad persemaian upayakan diletakkan secara berderet, sejajar dan rapi dan terkena sinar matahari. Sebelum bibit diturunkan ke media semai lakukan siraman air secukupnya, dan disemaikan sedalam 1-1,5 cm. 

Penanam 

Area penanaman disiram sampai jenuh supaya tanah bedeng cukup ketersedian air. Lubang tanam dibuat dengan cara ditunggal dengan kayu yang pada bagian ujungnya dilancipkan. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, agar mudah pelepasan bibit dari polybad. 

Langkah imunisasi dilakukan dengan perendaman selama 5-10 menit disertai campuran larutan yang terdiri dari: 1 sendok teh Atonik, 1 sendok teh bakterisida, 1 sendok the pungisida dalam 1 liter air. Penanaman dilakukan pada pagi maupun sore hari. 

Pemupukan

Untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi maka faktor yang sangat penting untuk dipehartikan yaitu pemupukan yang berimbang mulai dengan dosis pupuk yang digunakan, jenis pupuk, dan waktu pemberian. 
Adapun jenis pupuk, waktu pemupukan, dan dosis pupuk sebagai berikut.

Dosis pupuk semangka non biji

Pemeliharaan

Pemeliharaan semangka non biji terdiri dari tiga tahap yaitu pemangkasan, penyerbukan dan seleksi buah.

a) Pemangkasan

Lakukan penyiangan dengan cara mengatur cabang primer dan hanya dipelihara 2-3 cabang saja tanpa memotong cabang sekunder. Ujung cabang sekunder disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buahnya dipotong agar tidak menganggu pertumbuhan buah. Lakukan perempelan tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan buah.

b) Penyerbukan

Agar mendapatkan bakal buah yang bagus maka semangka non biji perlu dilakukan penyerbukan buatan dengan mengambil serbuk dari sari bunga jantan tanaman semangka berbiji seperti baginda F1 atau Garnis F1 yang diserbukan ke bunga betina tanaman non biji Amara F1. Bunga yang dikawinkan adalah bunga kedua dan seterusnya dan biasanya terdapat pada ruas ke 12.

c) Seleksi Buah

Pilih buah yang cukup besar, baik dan tidak cacat terletak antara 1-1,5 m dari perakaran tanaman. Sisakan hanya 1-2 buah saja, lainnya dipangkas. Jika berat buah sudah hampir 2 kg, buah semangka di bolak balik agar terdapat pencahayaan matahari secara merata.

Demikian artikel tentang pedoman budidaya semangka non biji. Pedoman ini khusus untuk semangka non biji Amara F1 dan tentu dapat diaplikasikan untuk varietas semangka lainnya. Semoga bermanfaat.

30 Mei 2015

Tips Sukses Budi Daya Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau termasuk dalam suku polong-polongan (fabaceae) dan memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Di Indonesia, kacang hijau menempati urutan ketiga sebagai tanaman pangan legum, setelahkedelai dan kacang tanah.

Di Indonesia, kacang hijau sudah sangat populer di masyarakat. Kacang Hijau adalah sejenis tanaman palawija yang tumbuh dengan baik di daerah-daerah beriklim tropika. Sedangkan pada kawasan yang beriklim subtropika pertumbuhan kacang hijau kurang optimal.

Pola tanam kacang hijau sangat tergantung pada kondisi iklim antara lain suhu, pajang hari, kelembapan udara, dan curah hujan. Penanaman kacang hijau pada musim kemarau dengan suhu udara berkisar antara 20-30 °C dianggap lebih optimal dengan kwalitas biji yang lebih baik. Namun, yang harus diperhatikan suhu yang terlalu tinggi (>30 °C) juga tidak baik karena bisa memperhambat proses perkecambahan biji dan polong lebih cepat masak.

Menanam kacang hijau sangat cocok dilakukan pada tanah gembur dengan pH 5,8. Bila tanah kekurangan pH dapat diatasi dengan kapur. Tanah sebagai media tumbuh tanaman, harus benar-benar diperhatikan. 

Bila kadar hara tanah kurang dapat diberikan pupuk kompos dan pupuk makro seperti NPK, Urea, SP36, dan KCL. Pemberian harus dilakukan dengan benar agar tidak merusak lingkungan. 

Pengolahan tanah bisa dilakukan dengan cara mencangkul atau dibajak dengan kerbau/sapi/kuda. Pada lahan yang luas, pengelohan tanah lebih banyak menggunakan mesin traktor karena kostnya lebih murah ketimbang dengan mencangkul.

Indonesia, sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa. Budidaya kacang hijau sangat cocok dilakukan di hampir seluruh wilayah Nusantara. Hanya saja, teknik dan cara menanam kacang hijau  saja yang berbeda-beda. 

Dalam artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang cara menanam kacang hijau. Namun seiring berkembangnya teknologi bertani, maka diperlukan tips sukses budidaya kacang hijau agar produksi hasil lebih memuaskan. 

Syarat Tumbuh
Kacang hijau sangat cocok ditanam pada tanah bertekstur liat berlempung yang banyak mengandung bahan organik, aerasi, serta drainase yang baik. Kacang hijau akan tumbuh optimal pada struktur tanah yang gembur dengan pH 5,8 - 7,0 optimal 6,7.

Iklim
Iklim yang baik untuk budidaya kacang hijau di daerah yang memiliki curah hujan optimal yakni 50-200 mm/bulan. Temperatur 25-27 °C (derajat celcius) dan kelembaban udara antara 50-80% serta mendapatkan sinar matahari yang cukup. Faktor iklim seperti suhu, panjang hari, kelembapan udara, dan curah hujan merupakan komponen penting yang sangat menentukan keberasilan tanaman kacang hijau.

Benih dan Varietas

  • Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan.
  • Varietas terbaru tahan penyakit seperti Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural. Jenis bibit ini dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang memiliki endemik penyakit Embun Tepung dan Bercak Daun.
  • Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.
Penyiapan Lahan
Pada lahan bekas padi (Sawah dan Ladang), tidak perlu dilakukan pengolahan tanah/lahan, yang sering disebut dengan istilah Tanpa Olah Tanah (TOT).

Budidaya di bekas area penanaman padi, tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan atau dipinggirkan. Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3-5 m

Pada lahan Tegalan atau bekas Tanaman Palawija, sepert jagung atau jenis lainnya, perlu dilakukan pengolahan tanah. Lahan dibajak sedalam 15-20 cm, kemudian dihaluskan dan diratakan. Saluran irigasi dibuat dengan jarak 3-5 m.

Cara Tanam
Kacang hijau ditanam dengan sistem tugal. Setiap lubang dimasukkan dua biji/lubang. Penanaman pada musim hujan, menggunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha. 

Pada musim kemarau menggunakan jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha.

Apabila budidaya kacang hijau dilakukan pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen. (Untuk setiap musim; penyulaman yang baik dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari).

Pemupukan
Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 - 90 kg SP36 + SD kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman. Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 1520 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam. 

Di lahan sawah bekas tanaman padi yang subur, tidak perlu dipupuk maupun diberi bahan organik. Manfaatkan saja mulsa jerami untuk budidaya kacang hijau. Penggunaan mulsa jerami berperan dalam meningkatkan sekitar 30% hasil kacang hijau. Penggunaan mulsa jerami juga dapat menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air. Dosis jerami padi diberikan sebanyak 5 ton/ha. 

Penyiangan
Penyiangan yang baik dilakukan dua kali yaitu pada saat tanaman sudah berumur 2 dan 4 minggu.

Penyakit Kacang Hijau
Penyakit yang sering menyerang kacang hijau antara lain; bercak daun, busuk batang, embun tepung dan penyakit puru.

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan penyakit. Pengendalian cara lain dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida dan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada awal serangan dengan dosis 2 g/l air.

Pada penyakit Embun Tepung (Erysiphepofygoni) dapat dikendalikan dengan fungisida hexakonal dan diberikan pada umur 4 dan 6 minggu. Penyakit bercak daun, efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol, diberikan pada umur kacang hijau 4, 5 dan 6 minggu.

Pengendalian Hama
Hama utama kacang hijau adalah: Lalat Kacang (Agmmyxa phaseoti), Ulat Jengkal (Piusia chaitites), Kepik Hijau (Nezara virfduta), Kepik Coklat (Riptonus tinearis), dan Penggerek Polong (Maruca testutalis), Kutu Thrips dan lain-lain.

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida. Seperti Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM > 00 liter/ha.

Pada daerah yang memiliki endemik lalat bibit (Agromyza phaseoti) perlu tindakan perlakuan benih secara baik. Pengendalian lalat bibit dapat menggunakan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipnonil (5 cc/kg benih).

Penanganan Panen 
Secara umum, kacang hijau mulai dapat dipanen apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Dapat ditandain dengan berubahnya warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat dan kering.

Penanganan panen kacang hijau tidak boleh terlambat. Apabila keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat di lapangan. Panen dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2-3 hari hingga kulit mudah terbuka. Lama penjemuran di lahan yang cukup sinar matahari, memakan waktu lebih kurang 2 - 4 hari.

Penjemuran di terik matahari mempermudah saat proses pembijian. Pembijian secara tradisional biasanya dilakukan dengan cara dipukul. Pemukulan bisanya dilakukan dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan biji dari kotoran dengan menggunakan alat tampah atau tampir. Setelah kacang hijau ditampah, biji segera dijemur lagi sampai kering.

Pola pengeringan yang baik dilakukan melalui sinar matahari. Karena bisa menghasilkan kwalitas biji yang lebih baik, sehat, mudah, murah dan sederhana. 

Bila kacang hijau di budidaya dalam jumlah yang luas tentu sangat menyulitkan, alternatifnya menggunakan alat pengeringan mesin. Melalui alat pengeringan mesin suhu udara, lama pengeringan bisa diatur dan bisa disesuaikan dengan jenis varietas yang dikeringkan. Semoga bermafaat.

18 Oktober 2014

Cara Budidaya Timon Aceh

#Info Tani - Mentimun, Timun, atau Ketimun (Cucumi sativa L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucur bilaceae) yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa referensi menyebutkan daerah asal mentimun adalah Asia Utara, literatur lain menduga berasal dari Asia Selatan, dan ada juga yang menyebut-nyebut berasal dari Asia Tenggara.

Timon Aceh/Foto: Ist
Dari berbagai referensi dapat dipastikan bahwa mentimun bukan berasal dari Asia Tenggara dan bukanlah tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari daerah subtropis yaitu Asia Utara dan Asia Selatan. Oleh para ahli tanaman sudah memastikan daerah asal mentimun dari negara India, tepatnya di lereng gunung Himalaya. 

Oleh para ahli yang lain mencatat, sumber genetika (plasma nutfah) mentimun terdapat di Afrika Selatan. Berawal dari dua kawasan inilah kemudian mentimun meluas ke wilayah Mediteran yang memiliki iklim subtropis yang kaya matahari. Dan kini mentimun telah menyebar ke seluruh dunia hingga sampai ke Indonesia. 

Di Indonesia tanaman mentimun banyak ditanam di dataran rendah. Daerah penyebarannya yaitu provinsi Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat, Bengkulu, dan provinsi Sumatera Utara kemudian budidaya mentimun menyebar luas di 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Timun atau mentimun merupakan sayuran utama yang sangat digemari oleh hampir seluruh masyarakat Nusantara. Selain sebagai bahan sayuran, buah mentimun dapat diolah sebagai just, yang terkenal dengan just mentimun. Oleh permintaan pasar yang besar, buah mentimun masuk dalam sederetan sayuran dan buah-buahan yang memiliki potensial dan pasar yang jelas baik secara domestik (dalam negeri) maupun sebagai bahan ekspor (di jual ke luar negeri).

Di Indonesia bermacam-macam penyebutan nama mentimun, diantaranya Timon (Aceh), Mentimun (Melayu), Laiseu (Nias), Ancimun (Batak), Hantimun (Lampung), Bonteng (Sunda), Temon atau Antemon (Madura), dan Kaitimun atau Timun (Jawa). 

Berikut panduan singkat Cara Budidaya Timon Aceh;

Syarat Tumbuh
Seperti mentimun jenis lainnya, timun Aceh dapat tumbuh pada lahan berketinggian sekitar 200–800 m dari permukaan laut (dpl). Tekstur tanah yang baik adalah tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah sekitar 6–7.

Pengolahan Tanah
  • Pengolahan tanah untuk tanaman mentimun, berikut caranya; 
  • Tanah terlebih dahulu diolah sampai gembur, baik dengan cara mencangkul atau di bajak menggunakan kerbau, sapi atau mesin sedalam kurang lebih 20 cm. 
  • Di buat bedengan dengan ukuran 80 x 300 cm 
  • Jarak antara bedengan 30 cm 
  • Di buat sanitasi air, saluran atau parit dengan kedalaman lebih kurang 3 - 4 cm 
Penyemaian Benih Mentimun
Foto: taniorganik.com

Penyemaian benih dapat dilakukan pada bedengan atau langsung dalam polybag kecil. Media semai yang baik adalah campuran 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk kandang (kompos). Setelah bibit berumur 14 hari atau tinggi 10 -15 cm atau sudah berdaun 3 – 4 helai bibit sudah bisa ditanam ke kebun atau bendengan yang telah disiapkan.

Pemeliharaan dan Perawatan
  • Penyiangan, pendangiran dan pembumbunan. 
  • Pemberian ajir, agar tanaman tegak. 
  • Pemangkasan dan pangaturan buah. 
  • Buang cabang anakan pertama sampai ke 5 lembar supaya buah muncul di atas, kalau buah di bawah dan kurang sinar matahari, buah mentimun akan bengkok dan sering busuk. 
"Secara tradisional, penyemaian benih mentimun Aceh, langsung disemai atau ditunggal pada lahan yang sudah dibersihkan. Cara ini kurang mendapatkan hasil yang optimal".

Pemupukan Tanaman Mentimun
  • Pupuk yang di gunakan berupa pupuk alam (kandang atau kompos), jika ada bisa pula dengan pupuk buatan (UREA, TSP dan KCL) 
  • Pupuk alam di berikan secara merata pada waktu pengolahan tanah 
  • Pupuk Urea sebanyak 75 Kg/ha, dimana 25 - 35 Kg diberikan pada saat tanam dan sisanya di berikan setelah penyiangan kesatu (15-20 hari) 
  • Pupuk TSP sebanyak 40 Kg/ha di berikan pada waktu tanam yang di sebar ara merata 
  • Pupuk KCL 20 kg/ha diberikan pada saat tanam 
Penyakit Tanaman Mentimun

Penyakit yang sering menyerang tanaman timun Aceh adalah penyakit embun bulu. Penyakit embun bulu disebut juga penyakit cuaca basah yang sering menginfeksi daun-daun tanaman pada musim basah berkepanjangan.

Pada umumnya penyakit embun bulu menyerang tanaman berjenis merambat yang disebabkan oleh organisme cendawan parasit. Penyebaran penyakit embun bulu terjadi dari satu tanaman ke tanaman lain dalam satu spora melalui udara, air atau perantara lainnya.

Gejala Penyakit Embun Bulu pada Tanaman Mentimun

Pada tanaman yang terserang penyakit embun bulu, akan terlihat jamur berbulu halus (Plasmopara viticola). Pada daun permukaan atas yang lebih tua terdapat bercak putih kuning. Sedangkan pada permukaan bawah, daun ditutupi dengan putih keabu-abuan, seperti kapas.

Gejala penyakit embun daun akan terlihat jelas pada tanaman setelah hujan dan segera menghilang setelah cuaca panas. Gejala penyakit ini harus di waspadai, sebab jika terus berlangsung daun mentimun akan berubah menjadi coklat, layu menguning dan kemudian rontok meskipun tanaman mentimun mendapatkan air yang cukup.

Inilah Hama dan Penyakit Mentimun Lainnya, yang kami disadur dari berbagai sumber:

Hama pada Tanaman Timun
a. Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.

d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

Penyakit pada Tanaman Timun
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; 

(3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
Pada intinya Budidaya Mentimun sama baik timun Jepang, timun Jawa maupun timun Aceh. Semoga Cara Budidaya Mentimun Aceh bermanfaat bagi Anda. (GRT)

14 Oktober 2014

Cara Menanam Kacang Hijau

Images/KBRN
#Info Tani - Kacang hijau sudah sangat populer di Indonesia. Kacang Hijau adalah sejenis tanaman palawija yang tumbuh dengan baik di daerah-daerah tropika. 

Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Di Indonesia, kacang hijau menempati urutan ketiga sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.  


Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa. Budidaya kacang hijau sangat cocok dilakukan di seluruh daerah di Indonesia. Berikut Cara Menanam Kacang Hijau.  


Syarat Tumbuh

Kacang hijau sangat cocok ditanam pada tanah bertekstur liat berlempung yang banyak mengandung bahan organik, aerasi, serta drainase yang baik. Kacang hijau akan tumbuh optimal pada struktur tanah yang gembur dengan pH 5,8 - 7,0 optimal 6,7.

Iklim

Iklim yang baik untuk budidaya kacang hijau di daerah yang memiliki curah hujan optimal yakni 50-200 mm/bulan. Temperatur 25-27 0C dan kelembaban udara antara 50-80% serta mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Benih dan Varietas

  • Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan.
  • Varietas terbaru tahan penyakit seperti Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural. Jenis bibit ini dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang memiliki endemik penyakit Embun Tepung dan Bercak Daun.
  • Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.
Penyiapan Lahan
  1. Pada lahan bekas padi (Sawah dan Ladang), tidak perlu dilakukan pengolahan tanah/lahan, yang sering disebut dengan istilah Tanpa Olah Tanah (TOT).
  2. Budidaya di bekas area penanaman padi, tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan atau dipinggirkan.
  3. Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3-5 m
  4. Pada lahan Tegalan atau bekas Tanaman Palawija, sepert jagung atau jenis lainnya, perlu dilakukan pengolahan tanah. Lahan dibajak sedalam 15-20 cm, kemudian dihaluskan dan diratakan. Saluran irigasi dibuat dengan jarak 3-5 m.
Cara Tanam
Kacang hijau ditanam dengan sistem tugal. Setiap lubang dimasukkan dua biji/lubang. Penanaman pada musim hujan, menggunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha. 

Pada musim kemarau menggunakan jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha. 


Apabila budidaya kacang hijau dilakukan pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen. (Untuk setiap musim; penyulaman yang baik dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari).


Pemupukan
Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 - 90 kg SP36 + SD kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.

Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 1520 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam. Di lahan sawah bekas tanaman padi yang subur, tidak perlu dipupuk maupun diberi bahan organik. Manfaatkan mulsa jerami untuk budidaya kacang hijau.

Karena penggunaan mulsa jerami dapat menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air. Dosis jerami padi diberikan sebanyak 5 ton/ha.

Penyiangan

Penyiangan yang baik dilakukan dua kali pada saat tanaman sudah berumur 2 dan 4 minggu.

Penyakit Kacang Hijau
Penyakit yang sering menyerang kacang hijau antara lain; bercak daun, busuk batang, embun tepung dan penyakit puru.

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan penyakit. Pengendalian cara lain dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida dan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada awal serangan dengan dosis 2 g/l air.

Pada penyakit Embun Tepung (Erysiphepofygoni) dapat dikendalikan dengan fungisida hexakonal dan diberikan pada umur 4 dan 6 minggu. Penyakit bercak daun, efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol, diberikan pada umur kacang hijau 4, 5 dan 6 minggu.


Pengendalian hama

Hama utama kacang hijau adalah: Lalat Kacang (Agmmyxa phaseoti), Ulat Jengkal (Piusia chaitites), Kepik Hijau (Nezara virfduta), Kepik Coklat (Riptonus tinearis), dan Penggerek Polong (Maruca testutalis), Kutu Thrips dan lain-lain.

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida. Seperti Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha. 

Pada daerah yang memiliki endemik lalat bibit (Agromyza phaseoti) perlu tindakan perlakuan benih secara baik. Pengendalian lalat bibit dapat menggunakan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipnonil (5 cc/kg benih).


Penanganan Panen 

Secara umum, kacang hijau mulai dapat dipanen apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Dapat ditandain dengan berubahnya warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat dan kering.

Penanganan panen kacang hijau tidak boleh terlambat. Apabila keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat di lapangan. Panen dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2-3 hari hingga kulit mudah terbuka. 

Penjemuran di terik matahari mempermudah saat proses pembijian. Pembijian secara tradisional biasanya dilakukan dengan cara dipukul. Pemukulan bisanya dilakukan dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil. 


Pembersihan biji dari kotoran dengan menggunakan alat tampah atau tampir. Tampa dalam bahasa Aceh disebut Je'uee atau Ji'uee. Setelah kacang hijau ditampah, biji segera dijemur lagi sampai kering.

19 September 2014

Budidaya Jagung Hibrida

Foto: moneter.co.id

Warta Tani - Penanama jagung hebrida memiliki pasar yang sangat menjanjikan. Karena jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang menjadi unggulan pertanian kita. 

Jagung merupakan salah satu tanaman tropis yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan setempat. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan berkualitas. Budidaya Jagung Hebrida, diperlukan penanganan secara tepat, cermat dan menyeluruh mulai dari pemilihan benih unggul, persiapan lahan, pemupukan dan perawatan, pengendalian gulma, panen hingga penanganan pasca panennya. Berikut teknik penanaman jagung hibrida, dikutip dari tanindo.com. Semoga panduan Budidaya Jagung Hebrida, berguna bagi Anda. 


1. PERSIAPAN LAHAN


KONDISI LAHAN IDEAL YANG DIPERLUKAN:

  • Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik.
  • Memiliki cukup bahan organik. 
  • pH netral sampai agak asam (5,5 – 7). 
  • Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%. 
  • Ketinggian 0 – 700 meter dpl.
  • Jenis tanah liat berlempung, tanah lempung atau tanah lempung berpasir.
  • Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup 
  • Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi) 
  • Lakukan pengolahan lahan dengan baik, agar tanah menjadi gembur dan tanaman bisa tumbuh dengan baik.
MANFAAT PENGOLAHAN LAHAN:
  • Memperbaiki Struktur Tanah
  • Memperbaiki  Aerasi Tanah
  • Membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
  • Menghambat tumbuhnya gulma.
  • Melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air)
Lebih baik dibuat jalur-jalur arah barat-timur selebar ±150 cm atau disesuaikan dengan disc-plow yang dipergunakan, agar drainase lancar.

2. JENIS PENGOLAHAN LAHAN

a. Olah Tanah Konvensional / Sempurna

Merupakan sistem pengolahan yang umumnya dilakukan petani dengan cara dibajak dan digaru secara manual maupun mekanis agar tanah menjadi lebih gembur, subur dan mudah ditanami.

b. Olah Tanah Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah)
Merupakan sistem pengolahan tanah minimum untuk mengurangi biaya, sehingga lebih efisien dan tercapai tujuan konservasi lahan. 

3. BENIH BERKUALITAS

Dalam menentukan benih berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :

a. FISIK

  • Ukuran benih seragam, Bebas jamur/hama gudang dan Daya kecambah baik.
 b. MORFOLOGIS
  • Sifat yang khas, Tanaman seragam dan Tahan cekaman lingkungan.
c.  PERTUMBUHAN
  • Pertumbuhan awal/vigor kokoh, Tahan hama dan penyakit, Tanggap terhadap pemupukan dan Tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat.
d. HASIL
  • Kelobot tertutup rapat, Ukuran tongkol besar, Produksi tinggi, Rendemen tinggi, Biji rapat dan berat dan Biji tertata rapi.
Dengan pemilihan benih jagung hibrida berkualitas, dapat meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan keuntungan petani. 

3. PENANAMAN


a. MANUAL

Lakukan penanaman saat kondisi tanah lembab, setelah hujan atau setelah diairi. Penanaman secara manual dilakukan dengan cara ditugal. Lubangi tanah dengan tugal sedalam ± 3 cm, masukkan benih 1-2 biji ke lubang lalu ditutup dengan tanah atau pupuk organik. Pergunakan tali agar jalur tanam rapi dan sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan.
(Jarak tanam yang dipergunakan adalah 70 cm x 20 cm) 
b. MEKANIS
Penanaman secara mekanis bisa dilakukan dengan menggunakan PLANTER yang ditarik traktor. Dengan menggunakan Planter tidak hanya bisa dilakukan penanaman tetapi sekaligus juga pemupukan.

4. PEMUPUKAN
  • Pemupukan secara manual dilakukan dengan menggunakan tugal. Buat lubang di samping tanaman dengan jarak ± 5-10 cm, lalu pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah.
  • Setelah pemupukan lakukan pengairan.
  • Lakukan pemupukan berimbang, yaitu pemupukan dengan melengkapi semua unsur makro yang dibutuhkan tanaman, yaitu unsur N, unsur P, unsur K. Agar semua unsur tersebut tercukupi dianjurkan untuk menggunakan NPK 15:15:15 dalam aplikasi pemupukan. 
  • Aplikasi pemupukan secara manual adalah sebagai berikut (per hektar) : Pemupukan pertama dilakukan bersamaan tanam dengan menugal 5 cm dari lubang tanam. Kebutuhan pupuk, untuk pupuk dasar ini adalah : Urea  200 kg / Hektar, SP36  150 kg / Hektar dan Kcl  100 kg / Hektar atau menggunakan pupuk majemuk NPK Grand S-15  200 - 250 kg / Hektar.
  • Mesin Tanam Jagung/foto: google
  • Saat tanaman berumur 21 - 25 hst dan 35 - 40 hari setelah tanam pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan memberikan urea 200 kg / hektar atau 2,5 - 3 gram tiap tanaman. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan menugal 10 cm dari tanaman dan menutup dengan tanah dan sekaligus sebagai pembumbunan dan pendangiran.
DIFISIENSI PUPUK
  • Kekurangan Fospor (unsur P) ditandai dengan daun yang berwarna ungu kemerahan, terutama pada tanaman yang masih muda. 
  • Kekurangan Nitrogen (unsur N) ditandai dengan warna kekuningan pada ujung daun dan berkembang sepanjang tulang daun utama. 
  • Kekurangan magnesium (unsur micro mg) ditandai dengan timbulnya garis-garis keputihan  sepanjang tulang daun dan seringkali timbul warna ungu pada bagian bawah daun tua. 
  • Kekurangan Kalium (unsur K) ditandai dengan pembentukan tongkol yg tidak sempurna dimana ujung tongkol tidak berbiji penuh, dan bijinya jarang. 
  • Tongkol jagung akibat kekurangan Nitrogen (unsur N) pada saat kritis, ditandai dengan tongkolnya kecil, kadar protein rendah dan ujung tongkol tidak berbiji. 
  • Akibat kekurangan Fosfor (unsur P) ditandai dengan tongkolnya kecil, kering bengkok dengan pembentukkan biji tidak sempurna.

5. PENGENDALIAN GULMA
  • Pengendalian manual yang biasa dilakukan adalah :
  • Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam.
  • Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida.
  • Aplikasi penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan dihindari terkena langsung dengan tanaman jagung (dianjurkan memberi sungkup pada nozzle).

Contoh gulma yang bisa dikendalikan oleh herbisida NOXONE 297SL adalah :

  • Cyperus sp.
  • Digitaria adscendens 
  • Paspalum conjugatum
  • Eleusine indica 
  • Panicum repens
  • Mikania sp.
  • Euphorbia hirta
  • Imperata cylindrica
  • Mimosa pudica
  • Cynodon dactilon
  • Ischaemum timorense 
 6. PENGAIRAN

  • Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung. Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas tanaman. Kelebihan air (lahan tergenang dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan tanaman jagung mati.
  • Apabila lahan yang digunakan memiliki jaringan irigasi dan persediaan air yang cukup maka lakukan pengairan setiap 10 hari sekali dengan cara mengalirkan pada larikan dan secepatnya dibuang dan dipastikan  tidak ada yang menggenang.
  • Apabila lahan yang digunakan merupakan lahan tanpa irigasi atau lahan darat yang tidak mempunyai persediaan air (sungai, danau, rawa, dll) maka pengairan bisa dilakukan dengan sistem irigasi sumur atau disiram secara manual (pada dasarnya jagung tidak memerlukan banyak air).
  • Buat sumur-sumur gali/bor di dekat lahan dan alirkan airnya dengan menggunakan pompa.
  • 10 hari menjelang panen sebaiknya pengairan dihentikan agar proses pengeringan tongkol dapat dipercepat.
7. PANEN
  • Jagung bisa dipanen dalam kondisi masak fisiologis saat berumur 105-115 hst pada dataran rendah (sesuai varietasnya).
  • Agar kadar air biji jagung panen rendah maka biarkan jagung di batangnya hingga betul-betul kering (± 115-120 hst).Ciri-ciri jagung siap panen :
  • Klobot sudah berwarna coklat 
  • Rambut berwarna hitam dan kering 
  • Populasi klobot kering 90%
  • Biji jagung bila ditekan dengan kuku tidak membekas 
  • Terdapat titik hitam pada  bagian lembaga biji jagung 
a. PANEN MANUAL
  1. Dianjurkan untuk tidak dilakukan pemocokan (daun diatas tongkol dipotong) pada  saat tanaman jagung berumur 90-100 hst, karena menyebabkan turunnya produksi jagung.  
  2. Petik jagung yang sudah siap panen dari batangnya dan masukkan ke dalam karung.  Lalu kirim jagung tersebut ke rumah atau ke gudang untuk dijemur atau langsung dipipil.
b. PANEN MEKANIS
  1. Pada lahan-lahan yang luas dan kekurangan tenaga kerja, panen lebih baik dilakukan secara mekanis dengan menggunakan HARVESTER.
  2. Dengan menggunakan alat ini, jagung yang dipetik akan langsung dipipil. Untuk itu perlu diperhatikan kadar air jagung saat dilakukan panen. 
  3. Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan. 
  4. Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan.
8. PASCA PANEN

  • Jagung yang sudah dipanen, disortir. Jagung yang jelek dipisahkan dari jagung yang baik untuk menjaga kualitas jagung dan menghindarkan dari tertularnya jamur.
  • Setelah di rumah, jagung harus dijemur, tujuannya untuk menurunkan kadar air menjadi 25-28%.
  • Setelah jagung cukup kering atau memiliki KA 25-28%, maka jagung bisa langsung dipipil.  Pemipilan dapat dilakukan secara manual maupun mekanis.
  • Untuk mendapat harga yang baik maka jagung yang sudah dipipil perlu dikeringkan lagi untuk mendapatkan kadar air yang lebih rendah.
  • Jagung yang sudah cukup kering (KA = 20-25%) dikarungi dan disimpan di gudang untuk kemudian dibawa ke Pasar, Pedagang Pengumpul atau ke Pabrik Pakan Ternak. 

17 September 2014

Budidaya Boh Piek, Gambas atau Oyong

#Info Tani - Boh Piek termasuk salah satu buah sayuran yang sangat digemari oleh masyarakat. Dalam bahasa latin, boh piek bernama Luffaactungala atau Ridged Gourd. Jenis tanaman ini sudah ditanam ratusan tahun yang lalu oleh masyarakat di ujung pulau Sumatera, Aceh. 

Buah Gambas, Oyong atau Boh Pieuk berbentuk bulat panjang dan berusuk-rusuk(lingir). Jumlah rusuk yang jelas sebanyak 10 buah. Jika buah dipotong melintang, terlihat seperti roda-roda bergerigi. Sedangkan bentuk buah blustru (emes) bulat panjang dan tidak mempunyai rusuk. Jika di potong melintang, buahnya menyerupai roda tidak bergerigi.


Di Indonesia, Boh Piek disebut dengan buah Gambas atau Oyong. Dan, seluruh bagian dari tanama ini dapat dimakan, mulai dari buah muda, pucuk daun (daun pucuk), hingga bakal bunga (pucuk duan). 


Daun Piek, Pieuk atau Oyong bisanya digunakan untuk membuat lalapan sambal, ada juga yang menggunakan sebagai obat bagi penderita malaria. Sedangkan buah muda digunakan untuk membuat kuah putih air, beulacan boh pieuk (semacan urap), cah tumisan, ada juga yang membakar setengah matang kemudian dilalap dengan sambal terasi, dan berbagai menu makanan lainnya.


Oleh para petani, budidaya boh pieuk biasanya ditanam secara bersamaan dengan tanaman sayuran musiman lainnya, seperti mentimun, buah labu dan jenis tanaman lainnya yang memiliki sifat memanjat.


Membudidaya atau menanam Boh Pieuk atau Oyong tantangannya tidak terlalu berat, karena sayuran ini relatif lebih tahan terhadap serangan Cendawan Fusarium Sp maupun Bakteri Pseudomonas. Namun, para petani Oyong tetap mengwaspadainya, karena jika diserang oleh Cendawa Fusarium akan berakibat pada kelayuan daun. Penyebaran penyakit ini dapat dikurangi dengan penggunaan pupuk bioorganik dan senyawa kimia antifungi.


Biarpun membudidaya oyong tergolong mudah. Tetapi, tanaman sayuran ini sangat rentan terhadap gangguan Larva Kepik Lepidoptera terutama Hypercompe albicornis. Tanama Oyong, bila terserang oleh hama Hypercompe albicornis dapat merontokkan seluruh daunnya, hingga tinggal batang saja. 


Oyong atau Boh Piek merupakan tanaman yang bisa tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi, di sawah, di ladang, di kebun bahkan diperkarangan rumah. Sedangkan tipe tanah yang baik untuk budidaya Boh Pieuk adalah tanah lempung yang mengandung bahan organik dengan pH tanah berkisar 5,5 - 6,5. 


Sedangkan ketinggian tempat 100 - 700 dpl diatas permukaan laut. Sementara itu, tempat tanam yang baik yakni berada di lokasi terbuka dan mendapat sinar matahari yang cukup serta drainase air lancar (atau curah hujannya cukup). 


Jikalau ada yang belum tahu biji Oyong. Sekilas kita melihat biji Boh Pieuk atau Oyong mirip dengan biji Semangka (Boh Timeun Bruek), ukurannya saja yang lebih besar. Sedangka bentuk biji Boh Pieuk sama persis seperti biji labu, bedanya kalau biji labu putih sedang biji boh pieuk hitam. 


Bagi Anda yang ingin Membudidayakan Tanaman Oyong atau Boh Pieuk, sangat disarankan untuk membaca dulu Panduan tentang Cara Membudidayakan Tanaman Oyong atau Boh Pieuk, agar usaha yang akan kita digeluti sukses dengan hasil yang maksimal. 


#Info Tani lainnya; Cara Budidaya Tanaman Oyong, Cara Budidaya Gambas, Cara Budidaya Boh Pieuk.

15 September 2014

Cara Budidaya Tanaman Reuteuk atau Kacang Panjang

#Info Tani - Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) sudah lama dibudidayakan oleh orang Indonesia. Sebenarnya kacang panjang berasal dari India dan Afrika. Kemudian menyebar penanamanya ke daerah-daerah Asia Tropika hingga menyebar keseluruh pelosok Nusantara, termasuk ke Aceh.

Kacang panjang di Aceh disebut dengan tanaman reuteuk atau "boh reuteuk". Kacang panjang dikonsumsi sebagai sayuran. Dibeberapa kota di Aceh, permintaan pasar terhadap kacang panjang boleh dibilang cukup stabil, sehingga membuat banyak masyarakat petani di gampong-gampong yang menanam reuteuk untuk menambah pundi-pundi ekonomi keluarga.


Budidaya reuteuk tidaklah sulit. Sama halnya seperti kita membudidayakan tanaman pertanian atau holtikulrura lainnya. Perbedaanya, hanya pada daerah mana kita membudidayakan-nya, apakah di dataran rendah atau di kawasan dataran tinggi. "Kalau pun ada perbedaan sangatlah tipis".


Budidaya kacang panjang tidak memerlukan modal besar. Resiko kegagalan panen pun sangat kecil sekali dengan masa panen reuteuk hanya empat bulan. Bagi Ada yang tertarik untuk membudidayakan tanaman kancang panjang, berikut beberapa langkah yang harus diperhatikan agar produksi boh reuteuk Anda maksimal. 


Syarat Tumbuh Kacang Panjang: Kacang panjang menyukai tanah yang lempung dan berpasir (tanoh anoe) yang gembur dan mengandung humus. Ciri-ciri tanah lempung yaitu tanahnya keras, tidak mudah terkelupas, lengket saat basah dan mengeras ketika kering.


Sementara itu, ciri-ciri tanah humus yaitu tanah yang mengandung unsur hara cukup, warna tanahnya hitam atau cokelat, bila dipegang bentuknya lembut, tidak keras dan mudah dicangkul. Oleh masyarakat Aceh, tanah humus disebut dengan tanoh bruee atau tanoh broe.


Sedangkan kelembaban yang cocok untuk budidaya kacang panjang, tanah memiliki pH 5,5 hingga 6,5 dengan iklim antara 20-30 derajat celsius. Sementara curah hujang yang baik antara 600 hingga 1.500 mm per tahun dan ketinggian medium tanam kurang dari 800 meter diatas permukaan laut.


Setelah kita memahami syarat tumbuh kacang panjang. Langkah selanjutnya yang harus kita diperhatikan adalah  tata cara seleksi bibit atau benih. Pemilihan bibit yang baik sangat penting agar produksi dan kualitas hasil panen bisa maksimal. Saran kami, gunakan selalu benih unggul berkualitas yang bersertifikat atau pilih bibit lokal yang sudah teruji hasilnya.  


Berikut beberapa tips untuk membudidaya kacang panjang, berdasarkan pengalaman kami. 


Kriteria bibit yang baik

  1. Benih sehat dan baik (tidak memiliki wabah hama maupun penyakit);
  2. Berpenampilan kusam, mengkilat dan bersih;
  3. Daya kecambahnya cenderung tinggi sekitar 85%;
  4. Tidak memiliki cacat atau rusak.
Penyiapan Medium Tanam: Bersihkan lahan dari gulma seperti rumput liar. Kemudian gemburkan tanah atau lahan dengan cara dicangkul atau dibajak. Membajak tanah boleh dengan menggunakan bajak kerbau (keubeue) atau dengan menggunakan hand traktor (mesin traktor sawah).

Setelah tanah dibajak. Langkah selanjutnya, siapkan bedengan dengan ukuran lebar 60 sampai 80 cm. Adapun jarak antara bedengan yang satu dengan bedengan yang lain lebih kurang 30 cm. Tinggi bedengan sebaiknya 35 cm dan panjang bedengan tergantung pada luas lahan yang miliki. Apabila pH tanah kurang dari 5,5-6,5 diajurkan untuk melakukan pengapuran dengan cara mencampurkan dolomit sebanyak 1 sampai 2 ton per hektar. 


Sedangkan untuk menambah kesuburan tanah, sangat disarankan menggunakan pupuk kompos pada setiap bedengan. Namun tidak sedikit pula petani yang menggunakan pupuk an-organik seperti; urea, SP, KCL, NPK dan lain-lain.


Untuk meningkatkan produksi kacang panjang buat bedengan dengan membujur dari timur kebarat (searah pergerakan matahari). Karena semakin baik pencahayaan matahari akan semakin tinggi produksi kacang panjang. 


Penanaman dan Jarak Tanam: Untuk meningkatkan produksi kacang panjang gunakan jarak tanam yang tepat, jangan terlalu rapat. Penanaman yang terlalu rapat hanya akan menghasilkan daun yang lebat. Menurut pengamatan kami jarak tanam yang ideal untuk budidaya reuteuk (kacang panjang) adalah 80 cm x 20 cm dan satu lobang satu biji.


Periode penanaman terbaik tanaman reuteuk adalah di awal musim kemarau atau awal musim penghujan. Namun, jika tanah dalam kondisi memadai, bisa saja proses tanam dimulai kapanpun.Cara menanam kacang panjang adalah dengan memasukkan benih ke dalam lubang tanah. Per lubang bisa diisi dengan 2 biji bibit. Setelah dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah.


Pembuatan Ajir: Dalam bahasa Aceh Ajir disebut dengan Tawoue. Untuk budidaya kacang panjang, gunakan ajir setinggi 2 meter dan jangan pasang ajir membentuk segi-tiga. Pasang ajir tegak lurus dan hubungkan/ kuatkan ujung-ujung ajir dengan tali (kalau perlu hubungkan keempat penjuru ujung ajir).


Pemupukan dan Pemeliharaan: Untuk meningkatkan produksi kacang panjang gunakanlah pupuk yang berimbang, jangan terlalu banyak urea kalau perlu jangan gunakan urea tapi Za atau NPK dan lakukan penyiraman secara rutin setiap hari (sesuaikan dengan kondisi). 


Pengendalian Hama dan Penyakit: Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kacang panjang atau reuteuk seperti lalat kacang, ulat grayak, pegerek biji, ulat bunga, penyakit antraknose, mozaik, penyakit sapu, dan aphids sp. Untuk mengendalikan aphids sp bisa digunakan konfidor, mesurol, curacron, dll. 


Penanganan Paska Panen: Ciri kacang panjang atau reuteuk yang sudah siap panen adalah kacang panjang mudah dipatahkan dan biji-biji di dalam polongnya tidak menonjol. Waktu panen yang terbaik dilakukan pada pagi dan sore hari.


Cara memanen kacang panjang cukuplah mudah, cukup memotong ujung tangkai buah/kacang panjang dengan pisau atau gunting. Setelah dipanen, kacang panjang dikumpulkan dan disortir. Simpan di tempat teduh, tidak lembab dan tidak pula terkenal sinar matahari secara langsung. Ada baiknya kacang panjang langsung dijual di pasaran. Selamat menikmati hasil panen, semoga rezeki berkah!.