Tampilkan postingan dengan label Motivasi dan Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi dan Inspirasi. Tampilkan semua postingan

19 Mei 2015

Petuah dari Desa

Tiap tahun jutaan angkatan kerja baru lahir di Indonesia. Dapat dipastikan hampir 70 persen dari mereka ngejar-ngejar untuk menjadi abdi negara (PNS). "Seolah-olah kalau tidak menjadi PNS, tak sahlah bersekolah atau berkuliah." Padahal hakekat bersekolah atau berkuliah adalah untuk belajar, bukan harus menjadi PNS.
Petani membajak sawah dengan kerbau

Jangan hanya bertumpuk mencari pekerjaan kantoran, saatnya membuka lapangan pekerjaan dengan menjadi wirausaha. Dengan makin banyak yang berwirausaha, kesejahteraan masyarakat pun akan bangkit. 

Ekonomi tidak selamanya abadi ditangan satu orang, pergeseran akan senantiasa terjadi. Diprediksikan ekonomi Indonesia pada suatu saat akan dipegang oleh generasi muda-mudi yang kreatif, ulet dan kerja keras. 

Kesempatan jarang datang kedua kali, gunakan hidup ini dengan sebaik-baiknya. Menyerah sebelum sukses bukanlah solusi, justru membuat kita tidak bisa berkembang. Sebelum terlambat, mari bergerak.!

Mengadu nasib di perantaun atau merantau, demi mendapatkan kehidupan yang layak, kadang-kadang tak semua bernasib baik, dan  tidak semua orang bisa bertahan. Buktinya, banyak orang setelah berjuang diperantauan harus kembali juga ke kampung halaman, ada yang pulang tanpa bekal apa-apa.

Jangan lagi kerantau, kalau tak punya bekal yang cukup. Saatnya anak-anak muda desa mengurus ladang kebun. Semuanya belum terlambat, yang terlambat kalau kita tidak mencoba untuk bangkit. Apalagi kedepan akan banyak dana terjun kedesa, pinjaman modal dapat di akses melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). 

Penting untuk dirubah, modal kerja digunakan untuk buka usaha. Karena kebiasaan orang-orang kita, setelah dapat modal kerja, modalnya digunakan untuk beli HP baru, TV baru, dan motor baru. Inilah petuah dari desa, sekedar mengingatkan kita semua.

Itulah salah satu sebab, sehingga persoalan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa, tidak berujung nasib baik. "Disamping pemerintah kita, terkadang bermata satu dan berhati sebelah dalam membangun desa". 

Tapi kedepan, bakal banyak pelatihan-pelatihan wirausaha masuk desa. Momentun ini harus benar-benar dipergunakan untuk menumbuhkan semangat wirausaha di desa. 

PNS adalah pelayan bagi masyarakat, abdi bangsa dan negara. Buktikan kerjamu untuk rakyat, jangan hanya duduk santai tiap bulan terima gaji. Maaf kalau ada yang tersinggung.! (Min)

14 Mei 2015

Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk

Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk - Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk

Tuhan kita Maha Adil. Tetapi mengapa kita tak adil kepadaNya. Ketika ada SMS masuk, kita begitu bergegas membaca dan membalasnya, tetapi mengapa ketika Tuhan memanggi-manggil untuk menghapaNya kita begitu berani menunda-nunda?

Ketika bos kita memanggil, betapa takutnya kita sehingga dengan cepat kita menghadapnya, namun ketika panggilan Tuhan berkumandan, betapa berani dan lamanya kita untuk menghadapNya. Padahal yang memanggil kita adalah Tuhanya bos, Atasannya atasan.

Dengarlah kalimat-kalimat muadzin yang berkumandan paling tidak lima kali sehari. Kalimatnya tak hanya mengajak kita untuk melaksanakan shalat, tetapi disusul dengan tawaran kesuksesan. Hayya'alash shalah, merilah kita menunaikan shalat. Dilanjutkan dengan, Hayya'alal falah. Marilah meraih kemenangan.

Seolah Tuhan berkata, wahai manusia, berhentilah dari rutinitas kerjamu, istirahatlah sejenak dari kesibukanmu. Shalatlah, dan sambutlah kemenangan. Shalat, dan sambutlah kesuksesan, Shalatlah, dan yakinlah kerjamu akan membuahkan keberasilan dan lebih berkah. 

Tapi tidak, manusia masih begitu pelit kepada Tuhan, bahkan untuk bersedekah pun kita menyisih-nyisihkan harta kita. Kita begitu boros untuk dunia, tetapi untuk bekal kehidupan abadi, malah kita tabung harta yang tersisih. Jangankan sedekat, bahkan zakat yang hanya 2,5 persen saja terkadang begitu berat terambil dari dompet dan tabungan.

Bertapa kecilnya harga uang ketika kita sedang berhadapan dengan penjual baju. Betapa murahnya angka satu juta ketika kita sedang shopping, ketika berhadapan dengan sebuah hobbi. Bertapa kecilnya uang seratus ribu ketika kita beli pulsa, untuk telepon, BBM, dan internetan. 

Bertapa mahalnya uang seribu rupiah, ketika kita berhadapan dengan si fakir yang mengiba pinta. Bertapa besar nilai uang seratus ribu rupiah dibawa ke mesjid untuk pembangunan rumah Allah, tetapi betapa kecilnya kalau dibawah ke mal untuk dibelanjakan.

Ya Allah, tak sadar kita begitu pelit ketika dihadapkan pada bekal akhirat, tetapi untuk hawa nafsu dan keinginan duniawi, betapa ringan kita mengeluarkan isi dompet. Padahal seharusnya justru sebaliknya, pelitlah untuk dunia, dan boroskan harta untuk akhirat.

Ternyata, kita sudah keliru dalam memaknai konsep kehidupan yang sesungguhnya. Ingatkanh kita, berapa lama kita bentah berkomunikasi dengan Tuhan. Terkadang lima menit saja kita sudah meninggalkan imam sendiri. Tapi betapa singkat waktunya untuk menonton sebuah film.

Bertapa nyamannya apabila pertandingan bola ada sepanjang waktu, namun bertapa tidak nyamannya ketika kita mendegar khutbah di mesjid, mendegar pengajia disurau dan menasah. Lama sedikit saja, kita sudah mengeluh. "Ah, yang diomongin itu-itu saja", padahal yang disampaikan itu, belum tentu kita sudah paham.

Padahal setiap orang begitu takut dengan azab Neraka, tetapi kelakuan-kelakuan sehari-hari kita. Seolah-olah sedang memohon untuk dimasukkan ke neraka secepatnya. Padahal semua orang ingin dimasukan dalam surga Allah, tetapi kalakuan-kelakuannya tiap hari justru menjauhkannya.

"Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan memasukinya. Siapa yang mentaaiku akan memasuki surga, dan siapa yang mendurhakaiku, maka dialah orang yang engan masuk surga." (HR. Bukhari).

Tuhan, Harap Maklumi Kami

Tuhan, harap maklumi kami, manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan. Kami benar-benar sibuk, sehingga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk-Mu. Tuhan, kami sangat sibuk, jangankan berjamaah, bahkan munfarid pun kami tunda-tunda. Jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajud, bahkan kewajibanMu yang lima waktu saja sudah sangat memberatkan kami. Jangankan puasa senin - kamis, ayyaamul baith, puasa nabi Daud, bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh.

Tuhan, maafkan kami, kami tak sempat bersyukur. Jiwa kami begitu rakus. Kami tak kunjung puas dengan nikmatMu, sehingga kami kesulitan mencari-cari mana karuniaMu yang layak kami syukuri. Tuhan, urusan-urusan dunia kami masih amatlah banyak. Jadwal kami masih amatlah padat. Kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk mencari bekal menghadapMu. Tuhan, tolong, jangan dulu Engkau menyuruh Izrail untuk mengambil nyawa kami, karena kami masih terlalu sibuk.

Tuhan, maaf, selama ini kami merasa sok sibuk. Padahal Engkaulah Yang Mahasibuk. Kami sering kali telat menghadapmu, padahal Engkau tak pernah sekali pun telat memberi kami makan dan minum setiap hari. Kami sering kali lupa menunaikan kwajibanku padaMu, padahal Engkau tak pernah lupa menerbitkan mentari di pagi hari. Kami sering lalai mengingatMu, padahal Engkau tak pernah sekali pun lalai mempergilirkan siang dan malam.

Setiap saat keburukan kami naik disampaikan para malaikat kepadaMu, sementara kabaikanMu setiap detik tercurahkan kepada kami.

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur..." (QS. Al-Baqarah: 255).

Semoga Anda tidak merasa tersindir

Diringkas dari buku, "Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk" karya Ahmad Rifa'i Rif'an. 

22 April 2015

Wejangan Tentang "Malaikat" di Cicilitan

Segalanya kini sudah berubah, tidak seindah seperti dulu lagi

Zaman sudah berubah, memang benar. Tanda berubahnya zaman itu diungkap dalam berbagai perasaan dan pikiran manusia seperti bait sebuah lagu, "segalanya kini sudah berubah, tidak seindah seperti dulu".

Zaman lampoe memang indah bagi yang indah, begitu juga masa depan. Yang pasti perubahan-perubahan akan terus terjadi dari waktu ke waktu. Dan pada disetiap perubahan itu akan tergambarkan sebuah kehidupan baru, baik atau buruh. 

Seperti zaman yang sedang kita lewati dan langkahi saat ini, manusia begitu akrab dengan bermacam teknologi dan informasi, karena kita pun tak berdaya untuk menolaknya. Islam tidak menolak perubahan atas zaman. Mungkin begitu juga dengan agama yang lain. 

Perubahan zaman diciptakan dan hadir untuk memberikan kemudahan bagi umat manusia, bukan kemuzaratan. Karena itu, teknologi harus dimanfaatkan dengan baik dan bernar. Bukan untuk menjadi "manusia pemuja teknologi". Karena, yang maha pantas dipuji dan dipuja hanya Allah, Tuhan pemilik alam semesta langit dan bumi. Maka teknologi harus di edukasi menjadi saluran kebaikan, penyebaran kemuslihatan dan kedamaian.

Pada suatu hari seorang kakek tua bertanya pada saya yang sedang nongkrong bersama tema disebuah warung kopi di Banda Aceh.

Assalamualaikum,,,wa'laikumsalam,,,jawab kami dengan serentak.

"Orang zaman sekarang, tua muda dan remaja, kalau ditanya akidah sering ling-lung. Sifat ya wajib tidak lagi dihafal, lalai di internet siang dan malam, "ceramah kakek tua, tanpa kami tau siapa namanya.

Sepuluh malaikat wajib diimani, tapi banyak yang lupa manusia kejar duniawi. Malaikat adalah ciptaan Allah yang ghaib, tidak mempunyai nafsu dan pikiran, tidak berbapak dan tidak pula beribu tak pula beranak. Malaikat mengerjakan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka, bukan seperti manusia yang ingkar dan berdusta.

Satu-persatu kakek tua itu menyebutkan, pertama Jibril, dua Mikail, tiga Israfil, empat Izrail pencabut nyawa, lima Munkar, keenam Nakir, ketujuh Raqib kedelapan Atib yang mencatat amal manusia. Sembilan Malik, dan kesepuluh malaikat Ridwan penjaga pintu Surga.

Begitulan kakek tua itu mengingatkan kami tentang nama-nama malaikat yang wajib diimani. Yang dulu sewaktu mengaji dan sekolah, mungkin telah kami menghafalnya. 

Namun seiring bertambah usia dan kesibukan, lidah kami sulit mengucap kembali nama-nama malaikat itu. Terima kasih kek..ku tulis kembali wejanganmu ini di Cicilitan, sambil meneguk secangkir kopi di toko kelontong Seven Eleven.(*)

Image: google

01 November 2014

Janeng yang Terlupakan

Janeng termasuk dalam jenis umbi umbian, pohonnya kecil dan berduri kecil, merambat seperti pohon sirih (bak ranup). Daunnya berwarna hijau bila masih muda. Biasanya tumbuh liar dihutan-hutan di bawah pohon yang randu atau teduh. Pohon janeng memiliki buah besar yang menghujam ke bawah tanah.

Tanaman janeng adalah tumbuhan hutan berjenis umbi-umbian. Dalam bahasa latin termasuk dalam anggota marga Amorphopallus campanulatus. Sekarang di provinsi Aceh, varitas tanaman janeng semakin langka di hutan-hutan.

Dulu, pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang, boh janeng atau buah janeng oleh para indatu kita dijadikan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras dan bahan baku makanan tradisional lainnya, terutama di daerah perdesaan.

Pohon janeng tumbuh di semak-semak belukar, berkembang baik di tempat-tempat yang lembab dan terlindungi dari sinar matahari. Tinggi pohon janeng lebih dari 1 meter dengan ciri - ciri; batangnya lunak, berduri kecil, dan berwarna hijau. Akarnya berserabut putih kotor. Buahnya berwarna putih dan berat buahnya bisa mencapai 7-10 kg. 

Buah janeng memiliki nilai gizi yang tinggi, dengan kandungan utama adalah karbohidrat sekitar 70-85%. Kandungan lain, seperti serat, vitamin, kalsium, zat besi, dan protein. Buah ini cocok dikonsumsi oleh penderita penyakit diabetes karena kandungan glisemik yang rendah dapat menekan peningkatan kadar gula darah. 

Sebelum dimakan, buah janeng yang sudah digali dari tanah, terlebih dahulu dibuang kulitnya dan dicuci dengan air. Selanjutnya diiris-iris atau dicincang kecil-kecil, dicuci lagi sampai bersih kemudian ditumbuk sampai lunak (tumbuk-tumbuh dalam karung). 

Setelah proses tumbuk selesai, dijemur diterik matahari. Oleh sebagian masyarakat perdesaan langsung "geuseuop lam sangku" (mengukus hingga empuk kemudian dicampur dengan parutan kelapa) woo....enaknya..

Dalam kondisi segar, janeng dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kue tradisional maupun aneka kudapan lainya. Janeng juga bisa bahan campuran kolak, bubur, atau dibuat sayur berkuah santai (digulai atau gule leumak).

Sebagai anak perdesaan, saya baru sekali merasakan makanan yang terbuat dari buah janeng, sekitar tahun 1985 dengan rasanya yang hambar. 

Buah janeng, saya istilahkan tanaman buah yang berjasa dalam perjuangan, sekarang janeng yang terlupakan.

28 Oktober 2014

5 Jenis Gosip yang Merusak

Konneth Brown, seorang profesor bidang manajemen dan organisasi mencoba membedakan antara gosip dan rumor. Menurutnya, gosip sifatnya lebih merusak karena sering muncul dari pandangan orang tertentu yang dipakai untuk kepentingan tertentu pula. 

Sementara rumor biasanya muncul karena adanya kekhawatiran atau kecemasan terhadap suatu situasi tertentu. Dalam hal ini, "rumor bisa lebih bermanfaat bagi seorang pemimpin daripada gosip". 

Profesor Kenneth menyarankan seorang pemmpin harusnya mendegarkan topik yang menjadi rumor sehingga dapat membongkar akar permasalahannya dan segera untuk mengatasi rumor yang beredar.

Prinsip umum menghadapi beredarnya rumoh, menurut Kennet Brown adalah "Don't ignore it, don,t foster it, but listern to it" (Jangan abaikan, jangan memperparah tetapi dengarkan).

Sedangkan sikap tegas kepada mereka yang mengembangkan gosip sangat penting, karena bisa merusak kerjasama dan hubungan dalam organisasi. Manajemen tidak boleh bersikap cuek terhadap karyawan yang sembarangan menyebarkan gosip, karena bisa menyebabkan ketidakpercayaan dan merusak hubungan kerjasama anggota tim. 

Mengutip isi buku Toxic Employee, From The Best EQ Trainer Indonesia, Anthony Dio Martin. Berikut 5 Jenis Gosip yang merusak. 

  1. Tanda Seru (!): Melabel seseorang. Gosip ini merupakan salah satu bentuk pembunuhan karakter yang banyak dilakukan untuk memojokkan seseorang atau pihak tertentu. Kebenaran yang ada tentang seseorang, terpaksa dibuang atau dipangkas oleh si penggosip demi menyesuaikan dengan lebel yang di inginkan.
  2. Tanda tambah (+): Menambahkan informasi yang tidak benar. Inilah yang paling sering terjadi dalam gosip. Tak mengherankan jika gosip sering diartikan "semakin digosok semakin siip". Dalam hal ini, informasi seringkali ditambahkan sebagai bumbu sehingga informasi yang diperoleh menjadi semakin jauh dari kenyataan.
  3. Tanda panah berputar (?): Memutarbalikkan makna suatu informasi. Terkadang suatu fakta, bisa diintepretasikan dari berbagai sudut pandang. Di dalam gosip, suatu fakta kadang bisa diartikan dengan cara yang berbeda sehingga informasi yang ada berbeda maknanya.
  4. Tanda minus (-): Mengurangi ataupun mengeliminasi suatu fakta sehingga informasi yang diterima menjadi salah. Kadang-kadang gosip yang diungkapkan hanyalah sebagian fakta sehingga orang yang mendengar kepingan fakta tersebut bisa menjadi keliru berprasangka.
  5. Tanda kali (X): Melebih-lebihkan suatu fakta. Dalam bentuk ini, suatu kebenaran lantas dilebih-lebihkan sehingga kesannya menjadi suatu yang menakutkan atau mengkhawatirkan sehingga menimbulkan berbagai perasaan negatif seperti cemas, marah, khawator, dan sebagainya.
Kelima jenis gosip tersebut, tidak ada satupun yang bermanfaat, bahkan bisa sangat jahat dan merusak.(*)

09 Oktober 2014

Tips Ketika Memilih Pekerjaan

Memilih pekerjaan di republik ini butuh kesabaran. Dunia kerja didominasi oleh falsafah Pragmatisme. Keuntungan diutamakan; etika dinomor-duakan. Semakin sulit menemukan dunia kerja yang memberi ruang luas untuk menggali potensi, mengoptimalkan bakat dan talenta.


Banyak rintangan untuk menjabarkan idealisme demikian. Selain itu, ada persaingan yang seru antara sosok yang memiliki falsafah Pragmatisme dengan kelompok yang menghormati eksistensi manusia dan falsafah 'pekerjaan-sesuai-bakat.'

Mengisolasikan diri dari dunia kerja bukanlah solusi. Kehadiran sosok-sosok yang menghargai eksistensi manusia secara utuh sangat dibutuhkan. Hanya sosok yang demikian yang mempunyai kemungkinan untuk memperbaharui dunia kerja. 

Bila Anda termasuk kelompok yang menghormati eksistensi manusia secara utuh, Anda harus eksis sekalipun akan mengalami benturan-benturan di dunia kerja. Teman-teman Anda mungkin akan mengajak Ada untuk tidak melawan arus. Anda mungkin akan ditertawai karena idealisme Anda bahkan saudara kandung dan orang tua Anda pun mungkin akan menertawakan Anda karena mempertahankan prinsip.

Sekalipun sulit memilih pekerjaan sesuai bakat dan talenta, beberapa saran berikut ini dapat Anda pertimbangkan untuk dilakukan:

Pertama, kenalilah diri Anda terutama potensi, bakat dan talenta yang Anda miliki. 

Anda mempunyai personalitas yang berbeda dengan orang lain; potensi, bakat dan talenta Anda berbeda dengan orang lain. Demikian juga pekerjaan Anda. Pekerjaan Anda sudah disediakan oleh 'Langit' dan Anda harus menemukannya. Lakukanlah evalusi pribadi ('self-assessment') untuk mendapatkan gambaran tentang personalitas Anda. 

Anda misalnya bisa mengambil tes pemanduan bakat untuk mengetahui bakat dan talenta Anda. Bisa juga Anda bertanya pada orang tua, saudara-saudara Anda dan orang-orang yang mengenal Anda. Mintalah pendapat mereka; bakat dan talenta apa yang mereka lihat pada diri Anda. Informasi-informasi ini bisa Anda gunakan sebagai pertimbangan untuk memilih pekerjaan Anda.

Kedua, tekunilah pekerjaan Anda.

Bila Anda mendapat pekerjaan, tekunilah pekerjaan Anda. Lakukanlah dengan segenap hati dan perasaan tanggung jawab. Pelajari prinsip-prinsip dalam pekerjaan Anda; pelajari falsafahnya. Bila Anda menekuninya, Anda akan menemukan falsafah-falsafah dasar dari pekerjaan Anda. Apakah pekerjaan Anda pada bidang Teologi, Filsafat, Hukum, Pendidikan, Kedokteran, Pertanian, Ekonomi, atau bidang lain- Anda akan menemukan prinsip-prinsip yang sangat mendasar dari pekerjaan Anda.

Ketiga, bila sudah yakin dengan pekerjaan yang Anda pilih, kembangkanlah konsep spesialisasi. 

Gali dan tekunilah pekerjaan Anda sampai tuntas. Temukan relasi antara pekerjaan Anda dengan bidang-bidang lain. Semakin Anda mendalami pekerjaan Anda semakin Anda memahami prinsip-prinsip pekerjaan Anda. Dengan demikian, Anda akan mencintai pekerjaan Anda dan mensyukuri apa yang Anda temukan dalam pekerjaan Anda.

Keempat, singkirkanlah sikap mengganti pekerjaan hanya karena alasan uang semata. 

Uang dan penghasilan yang lebih baik sering menjadi alasan untuk mengganti pekerjaan. Pekerjaan sesuai bakat dan talenta ditinggalkan demi pekerjaan dengan penghasilan yang lebih baik. Tinggalkan sikap seperti ini. Anda akan menderita karena Anda mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan personalitas Anda.

Jauhkanlah rasa kagum pada orang-orang yang mempunyai penghasilan besar, tetapi tidak mengerjakan pekerjaan yang seharusnya.

Namun, bila ada kesempatan melakukan pekerjaan sesuai bakat dan talenta Anda, raihlah pekerjaan itu. Sangat dianjurkan memilih pekerjaan sesuai bakat dan talenta dengan penghasilan yang lebih baik apalagi didukung oleh lingkungan kerja yang sehat.

Kelima, peliharalah etika yang benar pada pekerjaan Anda. 

Anda akan menghadapi tantangan pada pekerjaan Anda. Akan banyak godaan: uang, wanita, dan harga diri. Integritas Anda akan dipertaruhkan dan banyak yang jatuh dalam hal ini. Anda bisa tergoda untuk melakukan kejahatan atau menyalahgunakan pekerjaan, professi dan posisi Anda.

Anda mungkin akan dipaksa untuk berbohong, melakukan penipuan, melanggar hukum, memberikan data yang salah, dan berbagai tindakan yang tidak etis dalam pekerjaan Anda. Singkirkanlah sikap-sikap seperti ini. 

Bila ada yang memaksa Anda untuk bersikap demikian, berbicaralah kepada mereka. 
"Komunikasikanlah prinsip Anda dan yakinkanlah mereka dengan argumentasi-argumentasi yang benar dan logis dan dengan sikap yang bersahabat".
Bila dipaksa juga untuk mengabaikan prinsip-prinsip Anda, Anda bisa meninggalkan lingkungan kerja demikian dan memilih pekerjaan lain. Selalu ada pekerjaan buat orang-orang jujur. Tuhan Yang Maha Esa juga tidak akan meninggalkan sosok-sosok yang menghormati etika-etika universal. Orang-orang yang jujur tidak pernah mati kelaparan. 'Langit' selalu memberi pekerjaan dan makanan bagi orang-orang yang mencari dan melakukan kebenaran 

Source: putra-putri Indonesia. 

07 Oktober 2014

Tabularasa Hitam Putihnya Anak, Tergantung Pendidikan Orang Tua


Tabularasa hitam putihnya perjalanan kehidupan seorang anak, sangat tergantung pada pendidikan yang ditorehkan oleh kedua orangtuanya. Kata bijak mengatakan; "Orangtua adalah laksana busur, anak bagaikan panah, busur yang baik adalah yang mampu melesatkan anak panah jauh melewati zamannya".


Agar anak-anak, sebagai generasi masa depan tidak ketinggalan zaman, bekali mereka dengan keahlian hidup. Islam mengajarkan kita, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah" (Riwayat Bukhari dan Muslim)


Secara harfiah, olah raga berkuda, berenang dan memanah adalah olah raga yang sangat baik untuk kebugaran tubuh. Para penafsir menyebutkan, bahwa olahraga berkuda dapat diartikan mampu mengendarai kendaraan (baik kendaraan darat, laut, udara). 


Olahraga berenang dapat disamakan dengan ketahanan dan kemampuan fisik yang diperlukan agar menjadi muslim yang kuat. Sedangkan memanah dapat pula diartikan sebagai kegiatan melatih konsentrasi dan fokus pada tujuan.  


Seiring perkembangan zaman yang semakin moderen, sebagian pakar memperluas tafsiran hadist diatas sebagai berikut:


  • Olahraga Berkuda disebut Skill of Life;  yakni usaha memberi keterampilan atau keahlian sebagai bekal hidup agar memiliki rasa percaya diri, jiwa kepemimpinan dan pengendalian diri yang baik.
  • Olahraga Berenang disebut Survival of Live; yakni mendidik anak agar selalu bersemangat, tidak mudah menyerah dan tegar dalam menghadapi masalah.
  • Olahraga Memanah disebut Thingking of Life; yaitu mengajarkan anak untuk membangun kemandirian berpikir, merencanakan masa depan dan menentukan target hidupnya.
Orangtua mana yang tak ingin anak-anaknya tumbuh kuat, cerdas, pintar dan saleh. Pasti setiap orangtua menginginkan anak-anaknya menjadi generasi yang kuat dan cermelang bukan penakut. Oleh karena itu, para orang tua, guru, dan orang dewasa harus senantiasa memberikan perlakuan yang tepat pada anak-anak. 

Berikut beberapa tips yang harus dihindari oleh orangtua agar anak tidak menjadi generasi penakut.!


Hindari Over Protektif dari Keluarga
Sebagian orangtua akan menghibur anaknya disaat sedang dalam ketakutan. Cara ini hanya sekedar mengelabui sesaat, tetapi tidak menyelesaikan masalah dari penyebab ketakutan yang dihadapi oleh anak, jika kejadian seperti ini terus terulang-ulang, maka si anak akan menjadi generasi penakut.

Hindari Pelajaran Intimidasi yang Tidak Tepat

Sebagian pelajaran yang tidak cocok untuk anak akan menambah berat sifat penakut dari anak. Ada sebagian orangtua sering menakuti anaknya dengan cerita-cerita pocong, monster atau hantu, tujuan semula supaya anak diam dan patuh. Tetapi hal ini malah akan menyebabkan kecacatan sifat dan mental dari si anak.

Hindari Sikap Pengejekan dan Penyalahan

Sebagian orang tua dalam menangani situasi anak yang penakut, bukannya memberikan perhatian, malah mengejek ataupun memarahinya. Perilaku seperti ini hanya akan membuat si anak tidak berani menghadapi penyebab ketakutan yang dialami, pendidikan seperti ini akan membuat gangguan psikologis si anak.

Protek Interaksi Sosial yang Berlebihan 

Dengan sistem residence zaman kini, banyak anak yang kurang mendapat kesempatan berinteraksi dengan saudara maupun teman sebaya. Akibat dari kurangnya pengalaman dalam berinteraksi dengan masyarakat sosial akan menyebabkan anak tumbuh menjadi pemalu dan minder.[min]