24 Oktober 2014

Internet Masuk Desa Harus Menjadi Produktif

Zaman sekarang, berbeda jauh dengan waktu 20 - 30 tahun kebelakang dan betul. Kalau dulu seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas kampus, wajib berlama-lama di perpustakaan. 


Begitu juga dengan pak keuchik, untuk membuat selembar surat saja juga harus berlama-lama di depan mesin tiek. Berbeda dengan zaman sekarang, semua begitu mudah dan gampang.

Kemudahan ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan sesuai dengan zamannya. Kemajuan teknologi informasi, internet telah hadir dimana-mana dan kemana-mana, "yang susah menjadi mudah dan yang tidak lazim menjadi lazim".

Yang susah menjadi mudah. Misalnya, seorang mahasiswa dalam membuat tugas kampus, tinggal search di google saja, apalagi di mesin pencarian terbesar di dunia ini, semua referensi tersedia. Untuk menjadi sebuah makalah tinggal copy paste punya orang lain, edit sedikit sana-sini, kemudian print, dan makalah pun langsung jadi. 


Begitu juga dengan pak keuchik dalam membuat surat warga, tidak lagi serumit pelayanan zaman dulu. Kalau zaman dulu, harus berjam-jam di depan mesin tiek. Zaman sekarang, cukup pergi ke tempat-tempat rental komputer, semua format surat sudah disediakan disana. 

Anda boleh tidak meniru cara seperti contoh mahasiswa diatas. Cara-cara seperti itu tidaklah baik dalam dunia pendidikan. Selain menghilangkan budaya beli buku dan membaca, mahasiswa yang gemar copy paste karya orang lain juga bisa menghambat daya kritis, analis, dan kajian sebagai calon intelektual muda. Penerus harapan bangsa.

Kemudian, yang tidak lazim menjadi lazim. Internet sudah bisa diakes dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja. Mulai dari yang usia dini, tua apalagi yang muda-muda. "Sebuah cerita menyebutkan, yang buta aksara (tidak bisa baca tulis), zaman sekarang sudah mengakes internet walaupun sekedar lihat foto dan vedio saja". 

Kalau anak-anak zaman dulu, mereka lebih asyik bermain galah, pet-pet, greut (sejenis permainan keneker), main jeungkhek (patok lele), dan lain-lain. Berbeda dengan zaman sekarang, anak-anak kebanyan lebih asyik nonton kartun, main game bahkan beberapa kasus sudah mulai menonton film-film yang tidak layak mereka tonton. 

Oleh sebab itu, internet masuk desa harus dimanfaatkan untuk tujuan produktif yang positif, bukan produktif yang negatif. Seperti dengan mengajarkan mereka untuk menulis cerpen, hikayat, cerita desa, dll. 


Karena kemajuan teknologi informasi tidak bisa di stop, maka tugas setiap orang tua untuk mengontrol dan menggarakan putra-putrinya agar tidak menjadi korban teknologi informasi dan khususan internet. Sebab, di usia mereka yang masih labil dan "polos", mereka sangat rentan terhadap pengaruh dunia maya.

Internet masuk desa, desa membangun.!!

Artikel Berdesa Lainnya

Terima kasih atas komentar Anda. Sampaikan pendapat, ide dan gagasan Anda dengan baik dan sopan. Setiap komentar yang berisikan Porno, SARA dan Judi akan di SPAM!

Terima Kasih atas Perhatiannya.
EmoticonEmoticon