Tanaman Pasak Bumi dalam masyarakat Aceh disebut dengan Kaye Tungkat Ali. Menurut katerangan kakek-kakek kita di kampung, kayu tungkat ali sudah tumbuh di tanah Aceh sejak zaman indatu. Zaman indatu dalam kias bahasa Aceh bisa bermakna ribuan tahun lalu atau sejak peradaban itu ada.
Dalam masyarakat gampong di Aceh, terutama di daerah perdalaman. Kita sering melihat kakek atau abua-abua kita merebus Daun Kaye Tungkat Ali, air hasil rebusannya kemudian diminum. Perebusannya menggunakan beulangoeng tanoh (panci tanah).
Menurut abua Leman, o'en (daun) tungkat Ali diyakini memiliki berbagai khasiat. Salah satunya khasiatnya, dapat menambah stamina bagi kaum laki-laki. Pada era 80-an keberadaan tanaman Kaye Tungkat Ali begitu mudah kita dapatkan disejumlah perkarangan rumah atau lampoh (kebun) masyarakat di gampong Riseh Tunong.
Sekarang tanaman yang selalu ditanam oleh kakek-kakek kita zaman dahulu, keberadaannya bisa dikatakan sudah punah. Padahal tanaman warisan leluhur ini, kalau masih dibudidaya atau dipelihara dengan baik dapat mendatangkan nilai ekonomi yang cukup tinggi, dengan sendirinya akan menambah pundi-pundi ekonomi keluarga petani.
Kaye Tungkat Ali mentah (mulai dari daun sampai ke akar-akarnya) laku untuk dijual dan dihargai Rp.6.000,- rupiah per kilo. Harga dalam bentuk serbuk, ramuan Kaye Tungkat Ali harganya mencapai Rp.50.000 sampai Rp.70.000,- rupiah per kilo.
Kaye Tungkat Ali (kayu tungkat Ali) dalam bahasa latin disebut bernama Eurycoma Longifolia yaitu Penawar pahit atau obat pahit atau dalam bahasa Inggrisnya “bitter charm” atau “bitter medicine” (Baca lebih lanjut di wikipedia http://en.wikipedia.org/wiki/Eurycoma_longifolia).
Sebuah temuan yang diterbitkan dalam Journal International Society of Sports Nutrition menemukan tanaman asli Indonesia mampu menjadi pembangkit gairah pria sekaligus suplemen peningkat massa otot.
Dalam beberapa referensi yang kami telusuri. Khasiat Kaye Tungkat Ali rupanya tidak hanya sebatas itu. Akar Kaye Tungkat Ali ternyata mampu mengobati penyakit malaria. Sebab dalam akar Kaye Tungkat Ali terkandung senyawa erikomanon yang ampuh mengobati malaria.
Sedangkan senyawa kuasinoid yang ada pada akar Kaye Tungkat Ali dapat melumpuhkan plasmodium Falcifarum. Yaitu bakteri yang hidup dalam tubuh nyamuk Anopeles Betina penyebab penyakit malaria. Patut diketahui, bahwasannya plasmodium yang masuk ke tubuh manusia dapat merusak dan menghancurkan sel-sel darah merah.
Disamping sebagai peningkat vitalitas pria dan antimalaria, Kaye Tungkat Ali dapat juga mencegah serangan kanker. Dimana, senyawa kuasinoid dan alkaloid yang terkandung dalam tanama ini terbukti bisa menghambat pertumbuhan sel kanker berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Razak Mohd Ali dari Forest Research Institute of Malaysia. Sebanyak 8 alkaloid ditemukan dalam akar pasak bumi, salah satunya 9-methoxycanthin 6 yang berfungsi sebagai antikanker payudara.
Sementara, hasil penelitian yang dilakukan oleh Department pf Pharmacognocy, Tokyo College of Pharmacy & The Faculty of Medicine, Tokyo University, Jepang, dalam Kaye Tungkat Ali mengandung senyawa antileukimia.
Selain afrodisiak, antikanker, antimalaria, dan antileukimia juga bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh bagi para penderita HIV, sebuah penyakit yang hingga kini belum ada obatnya. (*)
Terima kasih atas komentar Anda. Sampaikan pendapat, ide dan gagasan Anda dengan baik dan sopan. Setiap komentar yang berisikan Porno, SARA dan Judi akan di SPAM!
Terima Kasih atas Perhatiannya.
EmoticonEmoticon